Beranda Formula 1 Safety Car F1: Aturan Baru Setelah Kontroversi di Abu Dhabi

Safety Car F1: Aturan Baru Setelah Kontroversi di Abu Dhabi

29
0

Safety Car adalah salah satu elemen penting dalam balapan Formula 1, yang berfungsi untuk menetralkan lomba ketika ada bahaya fisik bagi pembalap atau pejabat di lintasan. Namun, penggunaan Safety Car juga sering menimbulkan perdebatan dan kontroversi, terutama terkait dengan penanganan periode Safety Car yang mengakhiri lomba, seperti yang terjadi di Grand Prix Abu Dhabi 2021 dan Grand Prix Italia 2022.

Apa itu Safety Car?

Safety Car adalah mobil yang dipasok oleh Mercedes atau Aston Martin, yang bergantian sepanjang musim. Safety Car dikemudikan oleh Bernd Maylander, yang telah menjadi pengemudi Safety Car di F1 sejak tahun 2000. Aturan olahraga F1 menetapkan bahwa Safety Car "dapat dioperasikan untuk menetralkan lomba atas perintah juru bicara jalur" dan akan digunakan "hanya jika peserta atau pejabat dalam bahaya fisik langsung di atau dekat lintasan tetapi keadaannya tidak seperti itu sehingga perlu menghentikan lomba."

Sebelum lomba dapat dilanjutkan, ada tiga hal yang harus terjadi. Mobil-mobil di antara Safety Car dan pemimpin pertama-tama harus dilewatkan. Mobil-mobil yang tertinggal harus diizinkan untuk menyalip Safety Car. Safety Car kembali ke pit di akhir putaran berikutnya. Setiap putaran yang diselesaikan di bawah Safety Car dihitung sebagai putaran lomba. FIA juga dapat memanggil Virtual Safety Car untuk menetralkan sesi latihan atau lomba. Ini biasanya digunakan "ketika bendera kuning bergelombang ganda diperlukan di bagian lintasan mana pun dan peserta atau pejabat mungkin dalam bahaya, tetapi keadaannya tidak seperti itu sehingga memerlukan penggunaan Safety Car itu sendiri."

Virtual Safety Car – atau VSC – pertama kali diperkenalkan untuk musim 2015 setelah dikembangkan sebagai tanggapan atas kecelakaan tragis Jules Bianchi di Grand Prix Jepang 2014. Bianchi meninggal sembilan bulan setelah menderita luka kepala parah ketika ia menabrak kendaraan pemulihan dalam hujan deras.

Apa yang terjadi di Abu Dhabi?

Penggunaan Safety Car di F1 telah menjadi sorotan sebagai subjek perdebatan dan kontroversi, terutama terkait dengan penanganan periode Safety Car yang mengakhiri lomba di Grand Prix Abu Dhabi 2021 dan Grand Prix Italia 2022. FIA telah menerbitkan versi terbaru dari Peraturan Olahraga menjelang musim F1 2022 yang menampilkan revisi peraturan Safety Car mengenai mobil-mobil yang tertinggal .

Pasal 55.13 sekarang berbunyi: "Jika juru bicara jalur menganggapnya aman untuk melakukannya, dan pesan ‘Mobil yang Tertinggal Sekarang Boleh Menyalip’ telah dikirim ke semua Peserta menggunakan sistem pesan resmi, semua mobil yang telah tertinggal oleh pemimpin akan diharuskan untuk melewati mobil-mobil di putaran terdepan dan Safety Car."

Perubahan ini menggantikan frasa yang menyatakan bahwa mobil-mobil yang tertinggal "dapat" daripada "harus" menyalip dan bergabung di belakang lapangan sebelum dimulainya kembali. Perubahan ini dibuat untuk mencegah pengulangan dari penentu gelar kontroversial 2021 di Abu Dhabi .

Di Abu Dhabi, Safety Car dikeluarkan pada putaran ke-57 dari 58 setelah kecelakaan antara Nicholas Latifi dan Mick Schumacher. Saat itu, Lewis Hamilton memimpin lomba dengan Max Verstappen di belakangnya. Verstappen memanfaatkan kesempatan untuk mengganti ban menjadi yang lebih segar, sementara Hamilton tetap di lintasan dengan ban yang sudah aus. Direktur balapan Michael Masi kemudian memutuskan untuk membiarkan lima mobil yang tertinggal melewati Safety Car, tetapi tidak semua mobil yang tertinggal, sehingga menciptakan celah antara Hamilton dan Verstappen. Safety Car kemudian masuk ke pit pada putaran terakhir, memberikan Verstappen kesempatan untuk menyerang Hamilton dengan ban yang lebih baik. Verstappen berhasil menyalip Hamilton di tikungan kelima dan memenangkan lomba dan gelar juara dunia.

Keputusan Masi menuai banyak kritik dan kontroversi, karena dianggap melanggar aturan Safety Car yang ada dan memberikan keuntungan yang tidak adil kepada Verstappen. Tim Mercedes mengajukan banding terhadap hasil lomba, tetapi ditolak oleh pengadilan banding FIA. Masi kemudian dicopot dari jabatannya sebagai direktur balapan bulan lalu sebagai akibat dari gagal menerapkan aturan dengan benar di Grand Prix Abu Dhabi 2021.

Apa dampaknya bagi F1?

Perubahan aturan Safety Car yang baru diharapkan dapat memberikan kejelasan dan konsistensi dalam penanganan periode Safety Car di masa depan. Namun, perubahan ini juga dapat memiliki dampak lain bagi F1, seperti:

  • Memperpanjang durasi periode Safety Car, karena semua mobil yang tertinggal harus menunggu untuk melewati Safety Car dan bergabung di belakang lapangan sebelum dimulainya kembali. Ini dapat mengurangi jumlah putaran balapan yang tersisa dan mengurangi peluang untuk aksi balapan.
  • Meningkatkan risiko kecelakaan, karena mobil-mobil yang tertinggal harus menyalip Safety Car dengan kecepatan tinggi dan bergabung dengan mobil-mobil di putaran terdepan yang bergerak lebih lambat. Ini dapat menyebabkan tabrakan atau insiden lain yang dapat memicu Safety Car lain atau bendera merah.
  • Mengubah strategi tim dan pembalap, karena mobil-mobil yang tertinggal tidak lagi dapat memanfaatkan periode Safety Car untuk mengurangi jarak dengan mobil-mobil di depan mereka. Ini dapat mempengaruhi pilihan ban, waktu pit stop, dan taktik overtaking.

Perubahan aturan Safety Car ini akan mulai berlaku pada musim F1 2022, yang dijadwalkan dimulai pada 20 Maret di Bahrain. Akan menarik untuk melihat bagaimana perubahan ini akan mempengaruhi dinamika balapan dan persaingan di antara tim dan pembalap F1.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini