Presiden FIA, Mohammed Ben Sulayem, dikabarkan telah meminta Max Verstappen untuk mendukung secara terbuka Christian Horner, bos tim Red Bull Racing, yang sedang menghadapi kontroversi. Permintaan ini dilakukan setelah Verstappen hanya memberikan dukungan yang tidak sepenuhnya kepada Horner saat ditanya empat kali dalam konferensi pers menjelang Grand Prix Bahrain pada Sabtu lalu .
Verstappen, yang merupakan juara dunia F1 tiga kali, terlihat berdiskusi dengan presiden badan pengatur F1 tersebut setelah ia meraih pole position dalam kualifikasi pada Jumat malam. Menurut laporan Daily Mail, Ben Sulayem mengatakan kepada Verstappen "Anda harus mendukung Christian secara terbuka."
Verstappen kemudian hanya mengatakan bahwa ia tidak bisa mempertanyakan kinerja Horner dari sisi performa tim. "Itu yang saya juga hadapi," kata Verstappen.
Permintaan Ben Sulayem ini muncul di tengah-tengah kontroversi yang melibatkan Horner, yang baru saja dibebaskan dari tuduhan perilaku tidak pantas oleh seorang kolega wanita. Namun, sehari kemudian, sebuah email anonim yang berisi pesan WhatsApp yang diduga melibatkan Horner bocor ke publik .
Horner, yang telah berulang kali menyangkal tuduhan yang ditujukan kepadanya, menolak untuk berkomentar tentang apa yang ia sebut sebagai "pesan anonim, spekulatif dari sumber yang tidak diketahui."
Kontroversi ini semakin memanas setelah Grand Prix Bahrain, ketika Jos Verstappen, ayah Max, angkat bicara melawan Horner. Verstappen Sr membantah bahwa ia adalah dalang di balik kebocoran email dan mengatakan kepada Daily Mail bahwa Red Bull akan "meledak" jika Horner tetap berada di posisinya.
"Tim ini berada dalam bahaya terpecah belah," tambahnya. "Ini tidak bisa berlanjut seperti ini. Ini akan meledak. Dia bermain sebagai korban, padahal dia adalah penyebab masalah."
Verstappen dikabarkan telah mengatakan kepada teman-temannya bahwa putranya bisa dipaksa untuk meninggalkan Red Bull jika situasi Horner tidak terselesaikan. Verstappen Sr terlihat berbincang-bincang dengan bos Mercedes, Toto Wolff, di paddock Bahrain dan ada rumor tentang pertemuan makan malam antara keduanya pada Jumat malam. Hal ini menimbulkan spekulasi liar bahwa Mercedes bisa mencoba menggaet juara dunia yang sedang berkuasa itu sebagai pengganti Lewis Hamilton, yang akan bergabung dengan Ferrari tahun depan .
