Beranda Formula 1 Presiden FIA Diduga Campur Tangan Hasil Balapan F1, Dibuka Penyelidikan

Presiden FIA Diduga Campur Tangan Hasil Balapan F1, Dibuka Penyelidikan

15
0

Presiden Federasi Otomotif Internasional (FIA), Mohammed Ben Sulayem, sedang dalam penyelidikan karena diduga mencampuri hasil balapan Formula 1 (F1) di Grand Prix Arab Saudi 2023. Seorang pelapor rahasia telah memberitahu FIA bahwa Ben Sulayem diduga berusaha membatalkan hukuman yang diberikan kepada pembalap Aston Martin, Fernando Alonso, di balapan tersebut .

Menurut laporan yang dibuat oleh petugas kepatuhan FIA, Paolo Basarri, kepada komite etik FIA, yang dilihat oleh BBC Sport, Ben Sulayem diduga menelepon Sheikh Abdullah bin Hamas bin Isa Al Khalifa, wakil presiden FIA untuk olahraga di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, yang berada di Arab Saudi untuk balapan tersebut dalam kapasitas resmi, dan menyatakan bahwa hukuman Alonso harus dicabut.

Hukuman yang dimaksud adalah penalti 10 detik yang diberikan kepada Alonso karena timnya bekerja pada mobilnya saat ia sedang menjalani hukuman sebelumnya, yaitu penalti 5 detik karena meletakkan mobilnya di luar kotak start di grid balapan. Hukuman ini bertentangan dengan aturan F1 yang melarang bekerja pada mobil saat menjalani penalti di pit lane.

Akibat hukuman ini, Alonso turun dari posisi ketiga, di belakang dua pembalap Red Bull, Sergio Perez dan Max Verstappen, menjadi posisi keempat, di belakang pembalap Mercedes, George Russell. Namun, setelah hukuman itu dicabut, Alonso kembali ke posisi podium.

Keputusan untuk mencabut hukuman tersebut diambil oleh para steward balapan setelah melakukan tinjauan ulang atas permintaan tim Aston Martin. Dalam keputusan tersebut, para steward menyatakan bahwa mereka tidak menemukan adanya kesepakatan yang jelas, seperti yang disarankan sebelumnya, bahwa para pihak telah sepakat bahwa jack yang menyentuh mobil berarti bekerja pada mobil.

Namun, laporan pelapor rahasia mengklaim bahwa Ben Sulayem "berpura-pura para steward membatalkan keputusan mereka untuk memberikan" hukuman kepada Alonso. Dalam bahasa Italia, kata "berpura-pura" berarti menuntut atau mengharapkan.

Komite etik FIA diperkirakan akan membutuhkan waktu empat hingga enam minggu untuk mengeluarkan laporannya. Jika terbukti bersalah, Ben Sulayem bisa menghadapi sanksi berat, mulai dari peringatan hingga pemecatan dari jabatannya.

Kasus ini menambah daftar kontroversi yang menimpa Ben Sulayem sejak ia terpilih menjadi presiden FIA pada Desember 2021. Kepemimpinannya telah diwarnai oleh perselisihan, termasuk penyelidikan kepatuhan yang dibatalkan terhadap bos tim Mercedes, Toto Wolff, dan kecaman atas komentar yang dianggap misoginis.

Skandal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang integritas pengelolaan F1, yang merupakan olahraga dengan nilai bisnis dan politik yang sangat tinggi. FIA bertanggung jawab untuk membuat dan menegakkan aturan F1, serta mengawasi keamanan dan keselamatan balapan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini