Red Bull membantah rumor yang menyebutkan bahwa Christian Horner akan dipecat menjelang Grand Prix Australia yang akan berlangsung pada 24 Maret 2024. Horner, yang telah menjabat sebagai kepala tim Red Bull sejak 2005, masih berada di bawah tekanan meskipun telah dibebaskan dari tuduhan perilaku tidak pantas setelah penyelidikan internasional .
Tuduhan tersebut diajukan oleh seorang karyawan wanita Red Bull yang kemudian ditangguhkan oleh perusahaan minuman tersebut. Horner, yang menikah dengan mantan anggota Spice Girl Geri Halliwell, membantah keras tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa dia mendapat dukungan penuh dari pemegang saham Red Bull .
Namun, laporan dari F1-Insider yang dipublikasikan pada hari Minggu mengklaim bahwa pemilik mayoritas Red Bull, Chalerm Yoodivhya, mulai berubah pikiran dan bersama dengan tokoh penting Red Bull lainnya, Mark Mateschitz dan Oliver Mintzlaff, berencana untuk memecat Horner sebelum GP Australia.
Seorang juru bicara Red Bull kemudian menepis klaim bombastis tersebut, dengan mengatakan: "Seperti yang dikatakan Christian, dia bersyukur atas dukungan penuh dari pemegang saham dan itu tetap menjadi hal yang berlaku."
Drama di luar lintasan tidak mengganggu performa Red Bull di lintasan, yang mendominasi dua balapan pertama musim 2024, dengan meraih kemenangan 1-2 di Bahrain dan Arab Saudi. Max Verstappen, juara dunia bertahan, dengan nyaman mengalahkan rivalnya Lewis Hamilton di kedua balapan tersebut.
Namun, masalah masih berlanjut di belakang layar, karena Helmut Marko, penasihat olahraga motor Red Bull, mengungkapkan di Jeddah bahwa dia menghadapi ancaman skorsing. Verstappen kemudian mengancam akan meninggalkan tim jika sekutu lamanya itu dikeluarkan. Marko mengadakan pertemuan dengan CEO Red Bull dan kini dipastikan akan tetap bertahan.
Meskipun begitu, masih ada gesekan, karena Marko diyakini telah mengubah penerbangannya kembali dari Jeddah untuk mencegahnya bepergian bersama Horner.
