Seorang wanita yang sebelumnya menuduh Christian Horner, kepala tim Red Bull Racing, atas perilaku tidak pantas, telah mengajukan keluhan resmi kepada Federasi Otomotif Internasional (FIA). Tuduhan terhadap Horner pertama kali muncul pada awal Februari, setelah Red Bull memulai penyelidikan terhadapnya pada bulan Januari.
Menurut laporan terbaru, keluhan ini diajukan setelah penyelidikan internal oleh Red Bull GmbH bulan lalu yang menyatakan bahwa Horner tidak terbukti bersalah. Namun, individu yang mengajukan keluhan tersebut kini telah memutuskan untuk membawa kasus ini ke tingkat yang lebih tinggi dengan melibatkan FIA.
Keluhan yang diajukan ke FIA ini mengikuti dua keluhan whistleblower sebelumnya yang terdaftar dengan FIA dalam beberapa minggu terakhir. Salah satu keluhan tersebut, yang diajukan pada tanggal 2 Februari, secara langsung merujuk pada perilaku Horner terhadap seorang karyawan wanita, meminta FIA untuk menyelidikinya, dan mengungkapkan kekhawatiran bahwa Red Bull dapat mencoba menutup-nutupi masalah ini.
Kasus ini menjadi semakin rumit dengan adanya laporan bahwa pesan-pesan yang diduga melibatkan Horner bocor ke hampir 150 orang penting di dalam komunitas F1 dan media. Horner sendiri telah menyangkal tuduhan yang diajukan terhadapnya dan menyatakan bahwa sudah waktunya untuk mengakhiri kontroversi ini.
Situasi ini juga merupakan bagian dari pertarungan kekuasaan di dalam Red Bull, melibatkan Horner, penasihat motorsport Helmut Marko, juara dunia tiga kali Max Verstappen dan ayahnya Jos, manajer Verstappen Raymond Vermeulen, serta dua pemilik perusahaan.
Dengan pengajuan keluhan resmi ini, FIA kini akan melakukan penyelidikan terhadap perilaku Horner, yang dapat memiliki dampak signifikan terhadap reputasi dan posisinya di dalam dunia balap Formula 1.
