Seorang wanita yang mengajukan keluhan terhadap Christian Horner, kepala tim Red Bull Racing, dilaporkan merasa ‘sedih, takut, dan kesepian’ setelah menuduh Horner melakukan perilaku tidak pantas. Menurut teman keluarganya, wanita tersebut kini berada dalam keadaan yang sulit, merasa terintimidasi dan terisolasi setelah Red Bull menolak klaim tersebut.
Kasus ini bermula ketika wanita tersebut, yang identitasnya dirahasiakan, mengajukan keluhan pada bulan Desember yang lalu. Tuduhan itu pertama kali terungkap ke publik pada bulan Februari dan telah menimbulkan kontroversi di dunia balap Formula 1. Horner telah dibebaskan dari tuduhan setelah penyelidikan internal oleh perusahaan induk Red Bull dan selalu menyangkal klaim tersebut.
Namun, situasi menjadi rumit ketika sejumlah pesan yang diduga melibatkan Horner bocor ke personel senior F1 dan media pada malam Grand Prix Bahrain, yang merupakan seri pembuka musim balap. Horner menolak untuk mengomentari pesan-pesan yang ia sebut sebagai ‘pesan spekulatif anonim dari sumber yang tidak diketahui’, namun teman keluarga pengadu bersikeras bahwa pertukaran pesan tersebut asli.
Wanita yang mengajukan keluhan tersebut kini sedang mengajukan banding terhadap hasil penyelidikan. Dia dilaporkan sangat ingin kebenaran terungkap dan khawatir tentang reputasi serta kemampuannya untuk dipekerjakan di industri olahraga. Meskipun dia telah ditangguhkan dengan gaji penuh, dia merasa kesulitan untuk memahami bagaimana Red Bull dapat menolak tuduhannya.
Teman keluarganya mengungkapkan bahwa wanita tersebut merasa sangat terbebani karena tidak dapat berbicara secara terbuka dengan teman-temannya dan tidak mendapatkan dukungan serta nasihat karena harus menghormati perjanjian kerahasiaan yang telah ditandatanganinya. Ini menambah rasa takut dan kekhawatiran yang dia rasakan.
Kasus ini masih berkembang dan banyak pihak menantikan hasil banding serta tanggapan lebih lanjut dari Red Bull dan pihak terkait lainnya.
