Grand Prix Tiongkok akan kembali digelar di Sirkuit Shanghai setelah absen selama tiga tahun akibat pandemi COVID-19. Namun, kali ini balapan akan menyajikan tantangan baru bagi para pembalap.
Sejak terakhir kali menggelar balapan pada 2019, peraturan teknis F1 telah mengalami perubahan signifikan, termasuk penggunaan ban 18 inci. Selain itu, permukaan lintasan juga diperkirakan telah berubah selama bertahun-tahun absennya ajang balap Formula 1.
Uniknya, Pirelli, selaku pemasok ban F1, belum bisa mengirimkan tim inspeksi untuk menilai kondisi trek di Shanghai. Biasanya, langkah ini dilakukan untuk lintasan baru atau yang sudah lama tidak digunakan.
"Ini seperti trek baru, jujur saja," ungkap pembalap IndyCar, Scott McLaughlin, yang akan turun di Shanghai.
Keunikan lain yang akan dihadapi pembalap adalah format balapan sprint, yang akan diterapkan untuk pertama kali musim ini di Shanghai. Sehingga, para pembalap hanya akan memiliki sesi latihan bebas pertama (FP1) sebelum melakukan kualifikasi untuk balapan sprint yang akan digelar pada Sabtu.
"Tidak banyak data, dan bahkan untuk tim itu akan menjadi tantangan besar, mungkin lebih besar dari kami," tambah McLaughlin.
Meski tidak bisa melakukan inspeksi awal, Pirelli tetap percaya diri dengan pilihan kompon ban yang mereka buat. Namun, Pirelli juga mengantisipasi kemungkinan munculnya butiran pada ban.
"Di masa lalu, kami tidak mengalami butiran yang parah, tapi kami sempat mengalami butiran ringan," kata Mario Isola, Manajer Pirelli Motorsport. "Jadi, ya, itu bisa saja terjadi. Saya perkirakan akan ada butiran, terutama pada C3 dan C4."
Kembalinya F1 ke Shanghai menjadi tantangan baru bagi para pembalap, tim, dan juga Pirelli. Kondisi lintasan yang berubah dan format balapan sprint akan menguji kemampuan mereka untuk beradaptasi dan membuat keputusan strategis yang tepat.
