Suzuka, Jepang – Jelang Grand Prix Jepang, Max Verstappen mengisyaratkan bahwa Red Bull mengubah sistem penilaian perbaikan mobil di Formula 1 (F1). Hal ini dilakukan setelah analisis pasca-balapan Melbourne mengungkapkan bahwa kegagalan sistem rem pada mobil Verstappen berawal dari kesalahan perbaikan lantai mobil di latihan bebas pertama (FP1).
Menurut Paul Monaghan, kepala insinyur Red Bull, serangkaian peristiwa terjadi saat tim memperbaiki lantai mobil Verstappen setelah mengalami kecelakaan di FP1 di Australia. Kesalahan dalam urutan perbaikan tersebut memicu kebakaran pada sistem rem dan membuat Verstappen harus pensiun lebih awal.
Tim Red Bull saat ini sedang mengerjakan desain ulang sistem rem jangka panjang. Namun, Verstappen menekankan perlunya pengawasan lebih ketat selama perbaikan mobil. Ia mengutarakan bahwa di tengah kesibukan, tim cenderung terburu-buru saat memperbaiki atau mengganti komponen mobil.
"Terkadang, perbaikan bisa sangat terburu-buru, terutama saat ingin mengganti komponen antar FP1, FP2, atau bahkan semalaman," kata Verstappen dalam konferensi pers seusai kualifikasi di Jepang.
Verstappen menambahkan bahwa tim perlu memastikan bahwa semua prosedur perbaikan dilakukan dengan benar. "Kami tidak menyalahkan satu orang pun, tetapi perlu ada seseorang yang memeriksa ulang semua hal dan memastikan bahwa tidak ada lagi kesalahan," lanjutnya.
Verstappen juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada mantan mekanik utamanya, Lee Stevenson, yang telah bergabung dengan Sauber setelah balapan Melbourne.
"Dia mendapat kesempatan bagus di Sauber, dan saya tidak menyalahkannya karena ingin mencoba hal baru. Kami masih berteman baik. Kami telah berbagi banyak momen hebat bersama," ungkap Verstappen.
"Terkadang dalam hidup, Anda mendapatkan kesempatan dan mungkin melangkah keluar dari zona nyaman. Anda mencoba sesuatu yang baru. Jika tidak berhasil, Anda selalu bisa kembali, bukan?" tutup Verstappen.
