Pabrikan Kawasaki telah menolak menggunakan kenaikan maksimum RPM yang diberikan oleh FIM pada motor ZX-10RR mereka. Hal ini diumumkan oleh Kawasaki di seri Imola baru-baru ini.
Kawasaki berencana untuk menggunakan kenaikan RPM ini setelah melakukan upgrade mesin pada seri Magny-Cours, sesuai aturan saat ini. Namun, pebalap andalan Kawasaki, Jonathan Rea, mempertanyakan keputusan tersebut.
"Tunggu hingga Kawasaki diberikan lebih banyak poin konsesi adalah sikap yang salah. Kenaikan RPM 500 tambahan akan membantu kami memiliki rasio gigi yang lebih agresif dan meningkatkan akselerasi," kata Rea, yang finis ketiga di Imola.
Rea juga mempertanyakan arahan tim dan Kawasaki. "Kami harus mendapatkan poin konsesi sebelum membuat perubahan. Tapi tujuannya adalah untuk naik podium dan bertarung untuk kemenangan, dan itu tidak akan kami dapatkan dengan konsesi," ujarnya.
Saat ini, Rea berada di posisi keempat klasemen dengan sisa lima seri. Bautista dari Ducati masih mendominasi musim ini dengan kemenangan di hampir semua seri. Rea pun mengakui telah menurunkan ekspektasinya dan mencari kepuasan dari tujuan lain selain menang.
"Sulit menyesuaikan diri pada awalnya, tetapi setelah Anda menerimanya, ini menjadi normal baru," ucap juara dunia enam kali itu.
Di sisi lain, Ducati V4 R Panigale telah mengalami penurunan RPM sebanyak 500 sejak awal musim. Meski begitu, Bautista mampu memenangkan balapan pertama di Imola, meskipun ia mengalami crash di balapan kedua.
Rea yakin Bautista masih belum menunjukkan potensi penuhnya. "Dia masih punya ruang untuk lebih cepat. Saat ia mau, ia bisa melaju jauh. Taktiknya adalah menghindari pertempuran. Jika dia memutuskan untuk melaju, maka dia akan pergi," kata Rea.
Keputusan Kawasaki untuk menolak kenaikan RPM dan pernyataan Rea yang mempertanyakan arahan tim menimbulkan pertanyaan tentang strategi jangka panjang pabrikan Jepang tersebut dalam menghadapi dominasi Ducati dan Bautista.
