Jakarta – Esteban Ocon, seorang pembalap Formula 1, unjuk kemampuan luar biasa dalam sebuah tantangan unik. Ia mengendalikan pesawat luar angkasa dalam sebuah permainan simulasi menggunakan hanya tatapan matanya.
Melalui monitor khusus yang melacak gerakan pupilnya, Ocon menghancurkan kapal-kapal musuh yang mendekat sambil melindungi pesawatnya sendiri di tengah layar. Tantangannya bukan hanya soal akurasi, tetapi juga mengidentifikasi target dengan hati-hati. Musuh digambarkan sebagai objek putih, sedangkan sekutu berwarna merah. Menyerang sekutu akan memberikan penalti.
Kemampuan ini menunjukkan potensi luar biasa dari teknologi pelacak mata. Dalam dunia medis, teknologi ini digunakan untuk mendiagnosis kondisi neurologis dan membantu pasien yang mengalami kesulitan komunikasi. Namun, penerapannya dalam dunia gaming dan simulasi membuka kemungkinan baru untuk pengalaman yang lebih imersif dan intuitif.
Pengalaman Ocon ini juga menginspirasi kita untuk berpikir lebih luas tentang potensi teknologi ini di berbagai bidang. Mulai dari aplikasi rehabilitasi hingga interaksi manusia-mesin yang lebih efisien, teknologi pelacak mata berpotensi merevolusi cara kita berinteraksi dengan teknologi dan menjalani kehidupan.
