Suzuka, Jepang – Max Verstappen menunjukkan dominasinya di Grand Prix Jepang, menyapu bersih pole position, kemenangan, dan lap tercepat. Di balik layar, percakapan radio yang menarik antara Verstappen dan insinyurnya, Gianpiero Lambiase, menjadi sorotan.
Awalnya, Verstappen mengeluhkan masalah understeer pada mobilnya, meminta Lambiase untuk mengurangi beberapa klik pada sayap depan. Namun, Lambiase tidak setuju dan menganggap Verstappen salah. Percakapan itu berujung pada sebuah kesepakatan, dengan Lambiase berjanji untuk mengurangi satu atau dua klik.
Setelah balapan, terungkap bahwa Verstappen dan Lambiase memiliki perbedaan pendapat tentang pengaturan sayap depan yang memicu pertukaran radio tersebut. Di konferensi pers pasca-balapan, Verstappen menjelaskan bahwa pesan itu juga memotivasinya.
"Meskipun saya tidak sepenuhnya puas dengan keseimbangannya, saya tetap akan berusaha sekonsisten mungkin tanpa membalas ucapannya," ujar Verstappen. "Kami memiliki hubungan yang baik dan kami bisa bekerja dengan baik seperti itu."
Hubungan Verstappen dan Lambiase yang unik telah menjadi bahan diskusi. Penasihat olahraga motor Red Bull, Helmut Marko, menyebut mereka sebagai "pasangan suami istri lama" yang dinamikanya menciptakan kemitraan yang sukses.
Marko mengatakan, "[Percakapan radio] itu adalah pasangan suami istri lama. Ada diskusi panjang sebelum balapan tentang berapa klik yang harus diubah pada sayap depan. Max bersikeras, dan Gianpiero senang ketika ternyata dia benar pada akhirnya."
Verstappen menggarisbawahi pentingnya hubungannya dengan Lambiase dalam mencapai performa terbaiknya. "Saya membutuhkannya. Hubungan itu mendorong saya untuk tampil lebih baik," tutur Verstappen.
Kemenangan Verstappen di Suzuka membuktikan bahwa perkawinan antara seorang pembalap dan insinyurnya dapat membuahkan hasil yang luar biasa. Kombinasi antara bakat Verstappen dan keahlian Lambiase telah memberikan Red Bull keunggulan yang tak terbantahkan di Formula 1 musim ini.
