Pedro Acosta, pembalap muda asal Spanyol, hanya butuh tiga balapan, termasuk dua sprint, untuk naik podium di ajang MotoGP. Pembalap rookie ini menampilkan kemampuan luar biasa dengan melampaui pembalap senior seperti Francesco Bagnaia dan Marc Marquez di Portimao.
Keberhasilan Acosta ini mengingatkan pada kesuksesan instan Alvaro Bautista, dua kali juara WorldSBK. Setelah hijrah dari MotoGP ke WorldSBK pada 2019, Bautista langsung bersaing memperebutkan gelar juara setelah memenangkan 16 balapan.
Bautista mengemukakan pendapatnya mengenai kebangkitan Acosta, "Kita lihat saja nanti, kita harus menunggu. Dia harus meningkatkan kecepatan dan cara mengendarai MotoGP lebih baik lagi."
"Tetapi jika di balapan kedua dia bisa mencapainya, itu artinya dia punya potensi besar untuk berkembang," lanjut Bautista.
Bautista juga menyoroti karakter unik pembalap seperti Acosta. "Mereka datang dan menciptakan tren. Valentino [Rossi] menciptakan tren, [Jorge] Lorenzo juga, begitu pula Marc [Marquez], sekarang Acosta hadir dan menetapkan tren. Ada era sebelum dan sesudah mereka."
Bautista juga mengomentari adaptasi Marc Marquez dengan motor Ducati. "Saya tidak meragukan Marc," kata Bautista. "Karena ketika seorang pembalap bagus, tapi dia sedang melalui masa-masa sulit, dan mereka memberinya motor yang cocok dan membuatnya merasa nyaman, maka mudah untuk mengambil langkah itu."
"Tapi sekarang datang bagian yang sulit, yaitu mengambil langkah-langkah kecil," lanjut Bautista. "Di Qatar saya melihatnya lebih tenang. Di Portimao ia sudah mengambil lebih banyak risiko, dan memaksimalkan kemampuannya."
Kehadiran Acosta dan Marquez yang bangkit kembali menandakan era baru di MotoGP. Mereka menggebrak batas-batas yang ada dan menginspirasi pembalap lainnya untuk melampaui ekspektasi. MotoGP pun siap memasuki babak baru yang penuh persaingan dan kejutan.
