Beranda Formula 1 Formula 1 2026: Aktif Aero dan Kontroversi Pengaturan Mobil Baru

Formula 1 2026: Aktif Aero dan Kontroversi Pengaturan Mobil Baru

27
0

Federasi Otomotif Internasional (FIA) sedang merampungkan peraturan mobil baru untuk Formula 1 (F1) yang akan berlaku mulai 2026. Namun, temuan mengejutkan dari simulasi baru-baru ini memicu perdebatan dan pemikiran ulang mengenai elemen aerodinamis aktif yang direncanakan.

Awalnya, FIA hanya mengusulkan sayap belakang sebagai elemen yang bisa digerakkan. Namun, setelah simulasi, ditemukan risiko tinggi mobil selip saat sayap belakang berada dalam mode hambatan rendah. Karenanya, FIA memutuskan sayap depan juga perlu disesuaikan untuk menyeimbangkan aerodinamika.

Pembalap top Max Verstappen menyuarakan keraguannya terhadap arah yang diambil F1 dalam mengejar elemen kompleks seperti aerodinamis aktif. Ia berpendapat bahwa perbaikan yang lebih signifikan dapat dicapai dengan mengurangi bobot mobil secara drastis.

"Dengan potensi aerodinamis aktif dan semacamnya, saya tidak yakin kita harus menuju ke arah itu," kata Verstappen. "Bagi saya, lebih penting untuk mencoba dan melawan berat mobil, dan mengoptimalkannya ketimbang semua alat dan trik untuk membantu menyalip atau mengikuti."

Elemen aerodinamis yang dapat digerakkan menjadi kebutuhan karena desain mobil F1 2026 harus mengimbangi karakteristik performa unik dari unit daya baru. Perpecahan 50/50 yang direncanakan antara mesin pembakaran internal dan baterai berarti bahwa tenaga secara keseluruhan akan menurun dan dapat habis di akhir lintasan lurus.

FIA ingin sayap dapat diatur dalam konfigurasi downforce tinggi di tikungan untuk menghasilkan gaya tekan, lalu beralih ke hambatan rendah pada lintasan lurus untuk kecepatan yang lebih baik.

Pembalap Ferrari Carlos Sainz juga mendukung skeptisisme Verstappen tentang elemen aerodinamis aktif. Menurutnya, pengaturan mobil menjadi semakin rumit.

"Saya pikir itu semua konsekuensi dari regulasi mesin," ujarnya. "Jika Anda membutuhkan lebih banyak energi dari powertrain listrik, Anda perlu memiliki, dalam beberapa hal, aerodinamis aktif untuk mengimbanginya."

Sainz sejalan dengan Verstappen dalam memprioritaskan pengurangan bobot mobil. Ia juga menyarankan kembalinya suspensi aktif.

"Pandangan pribadi saya adalah bahwa mobil-mobil ini sekarang mungkin terlalu besar dan terlalu berat," lanjutnya. "Jika saya harus mengubah sesuatu untuk besok, itu adalah itu. Dan suspensi, yang menjadi topik pembicaraan besar di banyak trek, dan seberapa beratnya itu bagi pembalap."

Debat mengenai peraturan mobil baru F1 2026 kemungkinan akan terus berlanjut saat FIA mempersiapkan aturan final tahun depan. Suara-suara skeptis dari pembalap top seperti Verstappen dan Sainz menunjukkan bahwa FIA perlu mempertimbangkan dengan cermat antara inovasi dan kesederhanaan untuk menciptakan mobil balap yang lebih menarik dan aman di masa depan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini