Keberhasilan Sergio Perez di awal musim Formula 1 (F1) 2023 menjadi bukti bahwa motivasi tinggi dapat menjadi kunci kesuksesan, bahkan ketika seorang pembalap terancam kehilangan posisinya.
Perez, yang masuk musim ini dengan tekanan berat, telah memberikan tiga podium kedua dari empat balapan pertama. Penampilan impresif ini mengukuhkan posisinya sebagai pembalap andalan Red Bull, sekaligus memupuskan rumor perekrutan pembalap alternatif.
Alex Jacques, komentator F1TV, menilai fokus Perez pada balapan telah menjadi kunci kebangkitannya. "Dia tidak lagi terganggu dengan performa pembalap di sisi lain garasi," kata Jacques.
"Tekanan untuk tampil baik sejak awal musim telah memotivasinya. Semua pembalap yang menunjukkan performa bagus saat ini atau mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu adalah mereka yang telah diancam atau diberhentikan," tambahnya.
Tom Kristensen, pemenang Le Mans, mengamini pandangan Jacques. "Helmut Marko (penasihat Red Bull) mengatakan, Checo telah menemukan kecepatannya, tapi mungkin juga dia sedang mencari kontrak baru," ujar Kristensen.
Tak hanya Perez, beberapa pembalap F1 lainnya juga menunjukkan peningkatan performa di tengah keraguan terkait masa depan mereka.
Carlos Sainz, yang telah kehilangan kursi Ferrari 2025 untuk Lewis Hamilton, menunjukkan performa terbaiknya dengan menjuarai Grand Prix Australia setelah kembali dari operasi usus buntu.
Yuki Tsunoda, yang menghadapi tekanan besar di awal musim, juga memberikan respons positif dengan mengalahkan rekan setimnya, Daniel Ricciardo, dalam kualifikasi.
"Tidak ada yang lebih memotivasi di Formula 1 selain kemungkinan kehilangan pekerjaan," pungkas Jacques. "Itulah yang terjadi pada Checo, dan juga pada pembalap lainnya."
Keberhasilan Perez, Sainz, dan Tsunoda menunjukkan bahwa motivasi tinggi dapat mendorong pembalap untuk melampaui batas mereka dan mencapai kesuksesan, bahkan ketika mereka menghadapi kesulitan atau ketidakpastian tentang masa depan mereka.
