Marc Marquez dipuji atas manuver lihainya dalam menahan gempuran Pedro Acosta di balapan sprint MotoGP Amerika.
Acosta, yang baru saja naik kelas ke MotoGP, harus puas di posisi keempat setelah kalah bersaing dengan Marquez dan Jorge Martin untuk memperebutkan podium di belakang pemenang Maverick Vinales.
Para pengamat menilai, Marquez memberikan pelajaran berharga untuk Acosta tentang cara membaca balapan dan menemukan waktu yang tepat untuk menyerang.
"Marquez terlihat kesulitan saat Pedro mengejarnya. Pedro berhasil mengejarnya saat pengereman," kata Kevin Schwantz, juara dunia MotoGP 1993.
Namun, Marquez berhasil memperkecil jarak dan mempertahankan posisinya. "Mereka berdua tampak mengendurkan tempo dan melanjutkan balapan," imbuh Schwantz.
Michael Laverty menuturkan, Marquez menunjukkan pengalamannya dengan menguasai Acosta di Tikungan 7. "Marquez tahu dia punya kelebihan saat Pedro menyerangnya. Dia menundukkan kepala dan berusaha menjauh," jelas Laverty.
Marquez sendiri mengaku tidak bisa mengejar Vinales, terutama di Sektor 1. Namun, ia memanfaatkan momen ketika Acosta menyerang untuk mencari jarak aman.
Acosta mengakui Marquez dan Martin lebih "cerdik" dan berjanji akan belajar dari mereka. "Saya akan belajar dari mereka kapan waktu yang tepat untuk mendorong motor," katanya.
Sementara itu, Vinales meraih kemenangan beruntun di balapan sprint setelah sebelumnya menang di Portimao. "Saya tidak menyangka Maverick akan start dengan sangat baik," kata Schwantz.
"Pertarungan sengit antara Pedro, Marc, dan Martin memberi Vinales kesempatan untuk melesat. Pada balapan yang hanya berlangsung 10 putaran, pertempuran itu membuat Vinales unggul telak," lanjutnya.
Jorge Martin, yang sempat terjatuh dua kali di kualifikasi, juga tampil impresif dengan finis ketiga. Penampilannya ini membuatnya semakin kokoh di puncak klasemen sementara.
"Dari posisi keenam di grid, Martin sukses memperpanjang keunggulannya di klasemen. Ini menjadi hari yang besar baginya," pungkas Schwantz.
