Setelah absen selama empat tahun akibat pandemi COVID-19, Formula 1 akhirnya kembali ke Sirkuit Internasional Shanghai, China. Namun, tim-tim balap akan menghadapi beberapa tantangan unik yang membuat mereka kesulitan mempersiapkan diri.
Selain fakta bahwa sirkuit telah diaspal ulang, membuatnya sulit untuk mengandalkan data lama, China juga menjadi tuan rumah salah satu dari enam sesi sprint tahun ini. Ini berarti tim hanya memiliki satu sesi latihan selama 60 menit untuk menemukan pengaturan ideal pada mobil mereka.
Pembalap bintang, Max Verstappen, mengkritik keputusan untuk mengadakan sprint di Shanghai pada tahun pertamanya kembali setelah absen lama. "Ini sangat cerdas untuk melakukan itu," sindirnya. "Ketika Anda lama tidak balapan di sebuah trek, Anda tidak pernah tahu apa yang akan Anda alami, jadi akan lebih baik memiliki akhir pekan balapan yang normal di sana."
Verstappen menambahkan, "Di sisi lain, itu mungkin akan membuat segalanya lebih seru, dan mungkin itu yang ingin mereka lihat. Tapi murni dari perspektif mengemudi dan performa olahraga, saya pikir itu bukan hal yang paling cerdas untuk dilakukan."
Sementara itu, pembalap Ferrari Carlos Sainz juga mengungkapkan kekhawatirannya tentang keterbatasan sesi latihan yang hanya satu. "Saya pikir Sirkuit Shanghai adalah salah satu trek balap yang bagus, ini salah satu favorit kami," katanya.
"Namun, dengan mobil-mobil seperti ini, pergi ke trek dengan hanya satu jam latihan dan langsung ke kualifikasi, dengan peraturan yang mereka pasang pada kami, dengan keausan dan hal-hal seperti ini, saya pikir bukanlah pilihan yang bagus untuk mengadakan sprint di sana setelah empat atau lima tahun absen. Kami juga mendengar ada pengerjaan ulang permukaan di sana."
Meski menghadapi tantangan, tim-tim balap tetap antusias untuk kembali ke Shanghai. Mereka berharap dapat memanfaatkan sesi latihan yang terbatas secara maksimal dan memberikan performa terbaik mereka di akhir pekan yang akan sangat mendebarkan dan penuh kejutan.
