Pedro Acosta, pembalap Tech3 GasGas, menjadi sensasi baru di MotoGP. Pemuda 19 tahun itu menorehkan sejarah dengan menjadi pembalap termuda yang meraih podium beruntun di kelas utama, setelah finis kedua di Amerika GP usai menempati posisi ketiga di Portugal sebelumnya.
Pencapaian ini melambungkan Acosta ke peringkat keempat klasemen sementara, 26 poin di belakang pimpinan klasemen Jorge Martin. Bahkan, ia kini berada di atas juara bertahan Francesco Bagnaia dan pembalap pabrikan KTM, Brad Binder.
Kegemilangan Acosta memicu spekulasi bahwa ia berpotensi menjuarai MotoGP tahun ini, mengikuti jejak Marc Marquez pada debut sensasionalnya bersama Honda pada 2013. Namun, Acosta tetap rendah hati dan menepis tekanan untuk mengejar gelar.
"Mari pikirkan balapan berikutnya di Jerez, bukan kejuaraan," ujarnya. "Semua omongan orang hanya akan menambah tekanan."
Meski memimpin balapan sejak awal di Circuit of Americas, Acosta harus mengakui keunggulan Maverick Vinales dari Aprilia yang merebut posisi pertama pada lap 13. Vinales, yang meraih kemenangan perdana MotoGP, tampil impresif dan menjadi lawan yang tangguh bagi Acosta.
"Tidak ada yang bisa mengejarnya hari ini," kata Acosta tentang Vinales. "Lihat saja kecepatannya. Bahkan saat sprint kemarin, dia berada di level yang berbeda."
Acosta tidak ingin terburu-buru dalam mengejar gelar. Ia lebih fokus menikmati momen manis bersama tim dan sepeda motornya saat ini.
"Ayo nikmati momen ini dan semoga saja kalau kita bisa bersaing untuk kejuaraan. Ini musim yang panjang, tapi itu bukan prioritas sekarang," pungkasnya.
