Pembalap MotoGP Fabio Quartararo mengklarifikasi kabar yang beredar bahwa ia menjadi pembalap dengan bayaran tertinggi di ajang tersebut. Meski telah menolak tawaran menggiurkan dari Aprilia dan memilih menandatangani kontrak baru bernilai €12 juta per tahun dengan Yamaha, Quartararo menegaskan bahwa motif utamanya bukan finansial.
"Sebagai pembalap, saya punya nilai. Dan Yamaha menyadari itu," kata Quartararo kepada Motorsport ketika ditanya tentang kesepakatan finansialnya.
Namun, meski Yamaha dikenal sebagai tim kaya, kondisi motor mereka saat ini masih mengkhawatirkan. Hal ini terlihat dari hasil buruk Quartararo dan rekan setimnya, Alex Rins, pada balapan di Circuit of the Americas baru-baru ini.
Quartararo menyatakan bahwa komitmennya untuk bertahan di Yamaha bukan hanya karena sisi finansial. Ia percaya pada proyek tim untuk masa depan dan ingin membawa Yamaha kembali ke puncak MotoGP.
Yamaha sendiri telah menjabarkan rencana jangka panjang untuk kembali ke persaingan gelar. Penambahan insinyur Max Bartolini dari Ducati diharapkan dapat meningkatkan performa motor mereka. Selain itu, Yamaha juga sedang berupaya merekrut tim satelit untuk tahun 2025 agar memperoleh lebih banyak data dan dukungan teknis.
Quartararo sadar bahwa jalan menuju kesuksesan tidak akan mudah. Namun, ia bertekad untuk mengembalikan kejayaan Yamaha sebagai tim yang pernah membawanya meraih gelar juara dunia.
"Saya punya ego dan kebanggaan," kata Quartararo. "Kami menang bersama Yamaha, tapi sekarang kami berada di titik terendah selama dua tahun. Saya ingin bangkit kembali bersama tim yang telah mengubah karier dan hidup saya."
