Beranda Formula 1 Sainz dan Red Bull Berbincang, Audi Siapkan Tawaran Menggiurkan

Sainz dan Red Bull Berbincang, Audi Siapkan Tawaran Menggiurkan

16
0

Carlos Sainz masih belum memastikan masa depannya di Formula 1 musim 2025. Kepergian Fernando Alonso ke Aston Martin membuka satu opsi bagi pembalap Spanyol tersebut.

Red Bull dikabarkan tertarik untuk merekrut Sainz jika mereka memutuskan untuk menggantikan Sergio Perez. Mercedes juga dikaitkan dengan Sainz sebagai alternatif untuk Andrea Kimi Antonelli.

Namun, Audi menjadi pilihan paling realistis bagi Sainz. Pabrikan Jerman itu berencana mengganti Valtteri Bottas dan Zhou Guanyu.

Helmut Marko, penasihat Red Bull, mengonfirmasi pembicaraan dengan Sainz. Namun, ia mengungkap bahwa pihaknya tidak mampu menyamai tawaran menggiurkan dari Audi.

"Kami berbicara dengannya, dia mengalami musim terbaiknya di Formula 1, tetapi dia memiliki tawaran yang sangat menggiurkan dari Audi yang tidak dapat kami tandingi atau kalahkan," kata Marko.

Peluang Sainz bergabung dengan Red Bull mungkin bergantung pada performa Perez. Pembalap Meksiko itu finis kedua di tiga dari empat balapan pembuka, menunjukkan awal yang kuat.

Marko mengakui bahwa jika Perez mempertahankan performa baiknya, ia akan menjadi "pilihan terbaik" untuk Red Bull pada 2025.

"Jelas bahwa ‘Checo’ saat ini menjalani musim terbaiknya sejak bersama kami. Jika dia dapat mempertahankan performa ini, terutama kualifikasi di Jepang, maka dia pasti pilihan terbaik untuk Red Bull pada 2025," tambahnya.

Red Bull juga tetap tertarik pada duo McLaren, Lando Norris dan Oscar Piastri. Namun, Marko mengakui bahwa kedua pembalap itu bukan pilihan jangka pendek karena kontrak mereka baru habis pada 2026.

Marko menegaskan bahwa Red Bull mungkin perlu mencari ke luar kumpulan pembalap mereka sendiri di masa depan. Ia menyebutkan Isack Hadjar sebagai salah satu yang ia perhatikan, meskipun pembalap muda Prancis itu dilanda nasib buruk di Formula 2.

"Tidak akan pernah ada Verstappen lagi, setidaknya saat ini saya belum melihatnya. Tapi kami selalu berurusan dengan pembalap muda, contohnya Isack Hadjar. Dia seharusnya memimpin Formula 2 jika tidak bernasib buruk," jelas Marko.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini