MotoGP musim ini menjadi saksi kebangkitan sensasional Pedro Acosta. Pembalap berusia 19 tahun itu tampil menggebrak bersama Tech3 GASGAS, menggebrak dominasi tim pabrikan KTM.
Keputusan KTM mendegradasi Pol Espargaro ke peran penguji demi memberi jalan bagi Acosta kini mengundang perdebatan. Pasalnya, Acosta membuktikan kualitasnya dengan dua kali naik podium.
"Akan sulit bagi tim pabrikan KTM menerima kenyataan Pedro dua kali naik podium," ujar Michael Laverty, analis MotoGP di TNT Sports.
"Padahal Jack Miller tampil baik, tetapi justru menurun belakangan ini. Brad Binder juga mengalami akhir pekan yang berat. Mungkin cederanya menghambatnya," lanjutnya.
Dominasi Acosta memicu kegusaran di dalam tim pabrikan KTM. Gaya balap dan sikap nakalnya menjadi sorotan. KTM bahkan terpaksa membantah rumor promosi Acosta ke tim pabrikan pada musim ini.
Pit Beirer, direktur balap KTM, mengakui secara kontraktual KTM bisa memindahkan pembalap antar tim kapan saja. Namun, ia menepis rencana menyingkirkan Binder atau Miller demi Acosta.
Langkah berani seperti itu mengingatkan pada keputusan tim F1 Red Bull yang mempromosikan Max Verstappen ke tim utama pada pertengahan musim 2016. Red Bull dan KTM memiliki keterkaitan erat. Meski begitu, untuk saat ini, KTM belum berniat mengulangi keputusan Red Bull yang terbukti sukses.
