Beranda Formula 1 Persahabatan Kuat di Balik Persaingan Sengit F1

Persahabatan Kuat di Balik Persaingan Sengit F1

27
0

Persaingan sengit di lintasan tidak menghalangi terjalinnya persahabatan erat antara pembalap Formula 1 (F1) Marc Surer dan Manfred Winkelhock. Meski kerap menjadi tandem dan rival, ikatan mereka tetap langgeng, bahkan hingga setelah Winkelhock mengalami kecelakaan fatal.

Surer mengenang awal mula pertemanan mereka saat bergabung dengan BMW Junior Team pada 1977. Mereka berdua kemudian menjuarai kelas 2,0 liter di Nurburgring 1000km. Kedekatan mereka berlanjut saat berkompetisi bersama di European Formula Two dan berhadapan sebagai lawan di F1 sejak 1982.

"Kami sering menghabiskan waktu bersama, baik di luar maupun di lintasan," ungkap Surer. "Meskipun Manfred lebih fokus pada keluarga, kami memiliki banyak kesamaan dan bersenang-senang bersama."

Perbedaan gaya mengemudi mereka justru menjadi pelengkap. Winkelhock dikenal sebagai pembalap agresif yang mampu mengatasi mobil bermasalah, sementara Surer lebih sensitif terhadap pengaturan mobil. "Kami tidak pernah berdebat tentang pengaturan mobil. Kami selalu bisa menyesuaikan diri," kata Surer.

Salah satu momen paling berkesan dalam kolaborasi mereka terjadi di Ford C100 programme pada 1982. Winkelhock dan Surer berhasil mengunci barisan depan di Brands Hatch setelah menempatkan putaran tercepat pada kondisi lintasan yang berubah.

Namun, saat balapan berlangsung, insiden terjadi. Winkelhock menabrak pembatas setelah mobilnya bersenggolan dengan mobil yang dikendarai Surer. "Kami saling percaya sehingga kami bisa membantu satu sama lain," kata Surer. "Tapi saat itu kondisi hujan membuat segalanya tidak terduga."

Kerja sama mereka berlanjut di World Endurance Championship (WEC) 1985 dengan Kremer Racing. Mereka meraih kemenangan bersejarah di Monza setelah terhenti karena pohon tumbang. Namun, kemenangan itu dibayangi oleh tragedi di Mosport. Winkelhock mengalami kecelakaan fatal saat mobilnya mengalami pecah ban.

"Saya menemaninya ke rumah sakit, tapi tidak ada yang bisa dilakukan," kenang Surer. "Dia meninggal keesokan harinya karena cedera kepala."

Bagi Surer, kehilangan Winkelhock sangat memukul. Namun, ia menyimpan kenangan indah tentang persahabatan mereka yang unik. "Bahkan di tengah persaingan, kami selalu saling percaya," pungkas Surer.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini