Lewis Hamilton, pebalap Mercedes, mendapat kritik keras dari mantan direktur teknis F1, Gary Anderson, yang mengatakan bahwa "pembelaan diri" yang dilakukannya harus dihentikan.
Dalam Grand Prix Cina akhir pekan lalu, performa Hamilton menurun setelah ia melakukan perubahan pengaturan pada mobil W15-nya. Hamilton menyalahkan kegagalannya pada perubahan tersebut, yang menyebabkan dia start dari posisi ke-18 dan finis di posisi ke-9.
Namun, Anderson menilai alasan Hamilton tidak dapat diterima. Menurutnya, "Mercedes memiliki masalah mendasar" dan "tidak ada perubahan pengaturan yang dapat memperbaikinya."
Anderson mempertanyakan proses pengambilan keputusan di tim Hamilton. Ia menekankan bahwa perubahan pada mobil seharusnya melibatkan "insinyur kunci" dan bahkan kepala tim Toto Wolff.
Ia juga menegaskan bahwa perubahan pada W15 "mungkin tidak seekstrem yang diyakini Hamilton." Menurutnya, perubahan pada mobil Formula 1 era ground-effect berkisar pada "tinggi kendaraan, kekakuan pegas, dan keseimbangan aerodinamis sayap depan dan belakang."
Anderson memperingatkan bahwa Hamilton "tampaknya tidak mau menerima kenyataan" tentang performa W15 dan terjebak dalam pencarian perubahan pengaturan. Ia menyatakan bahwa hal ini berdampak negatif pada pengembangan Mercedes di masa depan, setelah Hamilton meninggalkan tim.
Perubahan konstan, menurut Anderson, menghambat tim untuk menemukan dasar yang dapat diandalkan. Tanpa data yang kredibel, arah pengembangan masa depan dapat menjadi kacau.
Hamilton, yang kini memasuki tahun terakhirnya bersama Mercedes, didorong untuk "belajar dan mengikuti" rekan setimnya George Russell untuk finis sebagai pembalap terbaik tim musim ini.
