Max Verstappen memilih bungkam terkait rumor kepergiannya dari Red Bull, meski dominasi tim saat ini sedang dipertanyakan.
Kekalahan dari McLaren pada Grand Prix Miami, ditambah dengan keluarnya Adrian Newey beberapa hari sebelumnya, menimbulkan gejolak dalam tim Red Bull. Hal ini, ditambah dengan peraturan F1 2026, memicu spekulasi bahwa Verstappen mempertimbangkan pilihan lain.
Presenter podcast F1 Explains Christian Hewgill menyatakan bahwa sikap Verstappen yang tidak membantah rumor tersebut patut dicermati. "Sepertinya dia tidak mau menyatakan ‘rumor ke Mercedes itu tidak benar, saya akan bertahan di Red Bull’," kata Hewgill.
Keunggulan Red Bull yang mulai menipis dan fokus pada mesin di peraturan 2026 membuat Verstappen berpotensi memikirkan masa depannya lebih panjang. Kepergian Newey bisa jadi memengaruhi keputusannya.
"Red Bull mungkin tidak perlu khawatir dalam jangka pendek atau menengah. Namun, dalam jangka panjang, cerita akan berbeda," tambah Hewgill.
Editor F1.com Greg Stuart menyebut kemenangan Norris di Miami sebagai momentum yang menggairahkan, sekaligus tanda pudarnya dominasi Red Bull.
"Partnership Verstappen dan Newey yang mendominasi F1 sejak 2022 akan berakhir. Kita tidak tahu apakah Max sedang mempertimbangkan pilihan lain. Jika McLaren terus tampil kuat, Red Bull tidak akan bisa lagi mengandalkan kehebatan Newey," ujar Stuart.
Verstappen tetap menjadi incaran utama Mercedes untuk menggantikan Lewis Hamilton pada 2025. Meski kini Verstappen mengendarai mobil yang lebih unggul, Toto Wolff tampak tertarik dengan masa depan sang juara F1.
Kontroversi yang melibatkan Christian Horner juga sempat memunculkan pertanyaan tentang masa depan Verstappen di Red Bull. Rumor ini terus bergulir, menandakan bahwa dominasi Red Bull mungkin saja akan segera berakhir, dan Verstappen bisa menjadi kunci dalam menentukan arah baru Formula 1.
