Joan Mir, juara dunia MotoGP 2020, meluapkan kekecewaannya terhadap tim Honda yang dibelanya saat ini. Dalam wawancaranya, Mir mengungkapkan rasa sakit fisik yang dialaminya serta masa depan yang suram di tim tersebut.
Mir, yang memasuki musim keduanya bersama Repsol Honda, kini terpuruk di posisi ke-18 klasemen MotoGP. Musim lalu, ia sempat melontarkan kemungkinan pensiun setelah mengalami serangkaian kecelakaan.
Rekan setim barunya, Luca Marini, juga kesulitan mengendalikan motor RC213V dan menjadi satu-satunya pembalap penuh waktu yang belum memperoleh poin setelah lima putaran.
Ketika ditanya berapa lama ia bersedia bertahan di Honda, Mir menjawab dengan pasrah, "Saya tidak tahu. Saya mengatakan itu dengan jujur. Saya tidak tahu berapa lama tubuh saya bisa menahan ini."
Mir juga menyoroti dampak negatif Honda pada pembalap yang pernah bergabung. Menurutnya, siapa pun yang meninggalkan Honda dalam beberapa tahun terakhir justru mengalami penurunan performa.
"Itulah kenyataannya. Tidak ada pengecualian," tegas Mir. "Anda harus menghadapi situasi ini sebaik mungkin dan mencoba melihat apa yang ingin Anda lakukan. Itulah masalahnya."
Kontrak Mir bersama Honda akan berakhir pada akhir tahun ini. Trackhouse, yang dipimpin oleh mantan bosnya di Suzuki, Davide Brivio, menjadi salah satu opsi baginya untuk tahun 2025.
Meskipun begitu, Mir mengaku pesimistis dengan tawaran yang akan ia terima jika ia memutuskan meninggalkan Honda.
"Saya yakin kami akan punya opsi, bukan yang saya inginkan, mungkin tidak, tapi kami akan punya opsi," ujarnya.
"Kami masih berjuang, dan saya yakin dengan motor yang kompetitif kami akan segera berada di depan."
Balapan MotoGP Catalunya akhir pekan ini menjadi kesempatan selanjutnya bagi Mir untuk menjinakkan motor Honda yang bermasalah. Nasib masa depannya pun akan bergantung pada hasil yang ia raih pada balapan tersebut.
