Montreal – Max Verstappen, pebalap andalan Red Bull, mengaku pesimistis menghadapi Grand Prix Kanada akhir pekan ini. Sebab, Red Bull diprediksi akan kembali kesulitan dalam menaklukkan sirkuit yang bergelombang, seperti yang mereka alami di Monaco sebelumnya.
Dalam balapan di Monaco, Verstappen hanya mampu finis di posisi keenam, hasil terburuknya sejak Grand Prix Sao Paulo 2022. Salah satu faktor yang menghambat performa Red Bull adalah kesulitan mereka mengatasi trek bergelombang dan penggunaan kerb yang signifikan.
Sirkuit Gilles Villeneuve di Montreal, yang menjadi lokasi GP Kanada, baru saja menjalani pengaspalan ulang. Namun, Verstappen menilai perubahan tersebut tidak akan membuat Red Bull menjadi lebih kompetitif.
"Masih harus kita lihat nanti. Tapi, mungkin bukan trek terbaik bagi kami karena itu. Mungkin sedikit lebih baik dari [Monaco]," ujar Verstappen.
"Trek bergelombang atau banyak kerb, seperti sirkuit jalanan, biasanya sedikit rumit bagi kami. Tapi semoga saat itu, kami sudah punya pemahaman lebih baik tentang apa yang terjadi."
Meskipun begitu, Red Bull telah menguasai dua edisi terakhir GP Kanada. Pada 2022, Verstappen mengalahkan Carlos Sainz untuk meraih kemenangan, sementara setahun sebelumnya, ia menahan gempuran Fernando Alonso.
Namun, bos tim Red Bull, Christian Horner, meyakini perubahan permukaan lintasan dapat mengubah situasi secara tak terduga. "Ini trek di mana kami biasa tampil bagus. Tapi mereka sudah mengganti aspalnya lagi. Jadi mari kita lihat," kata Horner.
"Tapi Ferrari dan McLaren sedang kencang. Ini pasti akan terjadi, akan ada konvergensi. Ini akhir pekan yang sulit, tapi kami masih memimpin kedua kejuaraan."
"Kami akan belajar dari akhir pekan ini dan menerapkannya di selanjutnya. [Kanada] sangat mengandalkan traksi, tapi dengan permukaan yang baru, kami tidak tahu keseimbangannya akan seperti apa."
