Lewis Hamilton, mantan pembalap Formula 1 (F1) yang kini memperkuat Mercedes, sedang mengalami masa sulit di awal musim 2024. Situasi ini memicu perbandingan dengan kegagalan hubungan pernikahan atau "perceraian" antara Hamilton dan timnya.
Naomi Schiff, mantan pembalap W Series, memberikan pandangannya mengenai performa Hamilton. Menurutnya, performa Hamilton yang buruk, terutama pada sesi kualifikasi, merupakan dampak psikologis dari kegagalan di Abu Dhabi 2021 dan kurangnya mobil yang kompetitif pada musim 2022.
"Sulit untuk kembali dari situasi itu dan tidak bisa langsung membalas dendam," kata Schiff. "Hal itu mungkin sangat membuat frustrasi bagi Lewis."
Schiff percaya bahwa hubungan antara Hamilton dan Mercedes akan memburuk seiring berjalannya waktu. Hamilton tidak lagi nyaman dengan situasinya, dan keraguan mulai muncul di kedua belah pihak.
"Pada akhirnya, Lewis akan tertinggal dari pertemuan penting. George Russell akan menjadi preferensi tim," ujar Schiff. "Semua hal ini akan menimbulkan keraguan di benak tim dan Lewis. Apakah Lewis masih berkomitmen? Apakah dia sudah menyerah?"
Schiff mencatat bahwa Mercedes dan Hamilton ingin mengakhiri musim ini dengan baik, tetapi keraguan yang muncul dapat merusak hubungan mereka.
"Ketika keraguan mulai menggerogoti, apakah Anda bisa mempertahankan hubungan itu [dengan tim]?" tanya Schiff. "Pasti sulit."
