Barcelona – Persaingan internal di tim Ferrari F1 memanas setelah Grand Prix Spanyol akhir pekan lalu. Carlos Sainz dan Charles Leclerc bersitegang akibat insiden senggolan di awal balapan.
Sainz agresif menyalip Leclerc di tikungan ke-1, membuat Leclerc frustrasi. Leclerc menilai Sainz terlalu dekat, mengakibatkan kontak ringan. Setelah balapan, Leclerc kesal karena Sainz tidak mematuhi kesepakatan awal untuk menghemat ban. Kontak itu juga menyebabkan kerusakan pada sayap depan mobil Leclerc.
Namun, Sainz membantah tuduhan Leclerc. Ia merasa hanya "menyerang" dan membalap agresif. Sainz menyindir Leclerc yang terlalu sering mengeluh setelah balapan. "Sudah terlalu sering dia mengeluh setelah balapan tentang sesuatu," kata Sainz kepada Sky Sports.
Sainz menjelaskan bahwa ia berusaha memanfaatkan ban barunya untuk menyalip pembalap Mercedes. Sementara Leclerc memilih menghemat ban, Sainz memilih menyerang. Strategi Sainz tidak membuahkan hasil karena ia finis di belakang Leclerc.
Perseteruan ini mengungkap perbedaan pendekatan antara kedua pembalap. Leclerc lebih fokus pada pengelolaan ban dan strategi jangka panjang, sementara Sainz lebih agresif dan mengejar peluang menyalip di awal balapan.
Insiden ini menimbulkan pertanyaan tentang dinamika internal Ferrari. Akankah persaingan antarpembalap menghambat tim dalam perebutan gelar? Atau justru memacu mereka untuk tampil lebih baik?
