Pada Grand Prix Austria, perkataan Helmut Marko mengguncang tim Red Bull. Ia mengisyaratkan hari-hari Daniel Ricciardo di tim tersebut mungkin akan segera berakhir. Marko mengatakan bahwa kursi Ricciardo kini menjadi milik Sergio Perez dan rencana awal untuk menggaet Ricciardo dianggap tidak berlaku.
Marko juga menyebut bahwa tim Red Bull perlu segera menempatkan pembalap muda, khususnya Liam Lawson. Ricciardo menanggapi santai pernyataan tersebut, menekankan bahwa performa tetap menjadi kunci utama untuk mempertahankan posisinya. Ia mengakui bahwa dua balapan terakhirnya menunjukkan peningkatan, namun belum cukup untuk memenuhi harapannya.
Meski desakan Marko, Ricciardo menyatakan tidak khawatir dengan kemungkinan didepak dari Red Bull. Ia menekankan pentingnya mengontrol hal-hal yang dapat dia kendalikan, seperti performa di lintasan. Ricciardo juga mengutarakan kepercayaan diri bahwa jika ia terus menampilkan performa yang baik, akan mengubah narasi dan membuat Marko terkesan.
Menanggapi pertanyaan tentang potensi pindah ke tim lain, Ricciardo mengaku belum mempertimbangkannya. Ia menegaskan masih menikmati berada di Red Bull dan tidak ingin mencari alternatif. Sementara itu, Christian Horner, kepala tim Red Bull, dikabarkan masih mendukung Ricciardo. Ricciardo menyebut belum menerima tekanan atau ultimatum dari Horner.
Namun, Ricciardo menyadari bahwa jika dia terus tampil buruk, pada akhirnya akan ada konsekuensi. Ia bertekad untuk meningkatkan performa dan memenuhi ekspektasi tim. Meski begitu, Ricciardo tetap santai menyikapi kemungkinan kehilangan kursi di Red Bull, meyakini bahwa ia telah memberikan usaha terbaiknya.
Dengan performa Lawson yang mengesankan dan kursi Red Bull yang semakin sempit, nasib Ricciardo di tim tersebut menjadi tidak pasti. Keputusannya untuk tidak mencari rencana alternatif dapat menjadi bumerang jika kursi di tim lain sudah terisi dan dia tidak mendapat tempat untuk musim 2025 mendatang.
