Beranda Formula 1 Mercedes Sadari Kesalahan "Bodoh" dalam Mengejar Kecepatan Lama

Mercedes Sadari Kesalahan "Bodoh" dalam Mengejar Kecepatan Lama

12
0

Tim Mercedes terpaksa menelan pil pahit selama beberapa musim belakangan. Setelah dominasi mereka di Formula 1 (F1) selama bertahun-tahun, mereka kesulitan kembali ke puncak sejak perubahan regulasi pada 2022.

Bos Mercedes, Toto Wolff, menceritakan kisah lucu di mana timnya mempertanyakan "apakah kami bodoh" saat mencoba menemukan kembali performa lama mereka.

Mercedes mengadopsi konsep mobil yang unik pada 2022, dengan desain sidepod yang khas. Meskipun memiliki banyak downforce, mereka tidak mempertimbangkan aspek ground effect dari peraturan baru, yang menyebabkan mobil melambung terlalu keras karena downforce berlebih.

Anehnya, Mercedes tidak mengubah konsep mobil mereka pada tahun berikutnya, sehingga musim yang mengecewakan terus berlanjut. Mereka mengalahkan Ferrari dan meraih posisi kedua dalam kejuaraan konstruktor, tetapi itu tidak cukup.

Awal 2024 dimulai dengan lebih buruk, tanpa podium hingga Grand Prix Kanada pada bulan Juli. Namun, Mercedes akhirnya menemukan titik terang dengan peningkatan sayap depan di Monaco yang membangkitkan kembali musim mereka.

Kemenangan George Russell di Austria, meskipun dalam kondisi yang menguntungkan, menunjukkan performa yang menjanjikan.

Dalam sebuah wawancara dengan Sky Sports, Wolff mengenang sebuah rapat staf dengan direktur teknis James Allison. Allison menampilkan presentasi dengan tulisan "Apakah kami bodoh?" di depan para petinggi tim. Wolff menyebut momen itu sebagai titik balik bagi Mercedes untuk memahami regulasi baru.

"James memang pandai berkata-kata keras," kata Wolff. "Dia menulisnya di slide besar pada rapat semua staf – ‘Apakah kami bodoh?’ Slide berikutnya ‘Ya’ dan ‘Tidak’. Itu adalah momen di mana tim membuat langkah besar dalam memahami apa yang salah dengan pengembangan kami pada generasi baru mobil ini."

"Saya yang pertama mengakui bahwa saya bodoh. Ada banyak momen dalam beberapa tahun terakhir di mana saya bisa lebih baik dari yang saya lakukan."

Pengakuan keterbatasan dan kebodohan ini menunjukkan bahwa bahkan tim paling sukses pun dapat melakukan kesalahan. Kemampuan Mercedes untuk menerima kekurangan mereka dan belajar darinya adalah kunci untuk kembali meraih kesuksesan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini