Beranda Formula 1 Sumpah Serapah di Radio Formula 1: Antara Keaslian dan Profesionalisme

Sumpah Serapah di Radio Formula 1: Antara Keaslian dan Profesionalisme

9
0

Industri Formula 1 sedang diramaikan dengan perdebatan tentang penggunaan bahasa tidak pantas di saluran radio tim selama balapan. Presiden FIA, Mohammed Ben Sulayem, telah meminta Formula One Management (FOM) untuk meminimalkan jumlah kata-kata kotor yang disiarkan di televisi.

Permintaan ini memicu reaksi beragam dari para pembalap. Lando Norris dari McLaren dan juara dunia Max Verstappen dari Red Bull berpendapat bahwa tidak menyiarkan pesan yang mengandung kata-kata kotor akan menjadi solusi yang lebih baik, mengingat tekanan yang mereka alami saat membalap mobil F1 dengan kecepatan tinggi.

Namun, Norris mengungkapkan kekhawatirannya bahwa F1 akan kehilangan keasliannya jika pesan-pesan yang mengandung umpatan tidak disiarkan. "Kami hanya orang-orang yang berada di tengah momen, di bawah tekanan, bertarung, mengalami kecelakaan besar," kata Norris. "Lebih mudah bagi mereka untuk mengatakannya daripada kami yang berada di luar sana, mempertaruhkan hidup kami dalam upaya membalap dan memberikan segalanya."

Verstappen, yang bersumpah selama konferensi pers FIA dan membuat tuan rumah harus meminta maaf, berpendapat bahwa situasi ini adalah "kemungkinan dunia yang kita tinggali" dan meminta pemangku kepentingan F1 untuk mengambil pendekatan yang realistis terhadap masalah tersebut. "Menurutku dunia sudah sedikit berubah, tapi mungkin dimulai dengan tidak menyiarkannya," kata Verstappen. "Atau, tidak memberikan opsi kepada orang-orang untuk mendengarnya secara umum. Itu akan lebih membantu daripada melarang pembalap."

Di sisi lain, ada pula pandangan bahwa bahasa kotor di saluran radio tim tidak profesional dan merusak citra olahraga. Pihak broadcaster dan sponsor mungkin keberatan dengan penggunaan kata-kata tidak pantas, yang dapat berdampak negatif pada citra positif F1.

Namun, ada juga yang berpendapat bahwa sumpah serapah adalah bagian tak terpisahkan dari olahraga ini. Bahasa kotor mencerminkan tekanan dan intensitas yang dihadapi pembalap saat berlomba memperebutkan kemenangan. Ini bukan sekadar soal kata-kata, namun juga tentang mengekspresikan emosi yang kuat dan keinginan yang membara untuk menang.

Pada akhirnya, keputusan apakah akan menyiarkan sumpah serapah di saluran radio tim atau tidak ada di tangan FIA dan FOM. Mereka harus mempertimbangkan perspektif yang berbeda, termasuk pendapat para pembalap, broadcaster, sponsor, dan penggemar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini