Beranda Formula 1 Daniel Ricciardo, Sang Pendatang yang Kini Bersiap Pergi

Daniel Ricciardo, Sang Pendatang yang Kini Bersiap Pergi

9
0

Daniel Ricciardo, pembalap asal Australia yang menjadi salah satu sosok ikonik di Formula 1, akhir-akhir ini menjadi bahan perbincangan hangat. Rumor beredar bahwa balapan di Singapura menjadi penampilan terakhirnya di ajang balap jet darat ini.

Apakah keputusan Red Bull Racing untuk menyingkirkan Ricciardo di tengah musim adil? Atau justru sebuah kesalahan? Mari kita bahas dari berbagai perspektif.

Akhir dari Sebuah Era

Daniel Ricciardo adalah pembalap yang dikenal dengan karakternya yang ceria dan kepribadiannya yang menyenangkan. Ia telah menghibur penggemar F1 selama lebih dari satu dekade dengan tingkah polahnya yang unik. Namun, di balik senyum dan tawa itu, ia juga seorang pembalap berbakat yang pernah meraih sejumlah kemenangan di ajang F1.

Sayangnya, sejak memutuskan untuk meninggalkan Red Bull Racing dan bergabung dengan Renault pada musim 2019, karier Ricciardo merosot. Ia gagal menunjukkan performa terbaiknya di McLaren dan meski berhasil meraih kemenangan di Monza pada tahun 2021, ia tidak pernah bisa kembali ke performa puncaknya seperti saat masih bersama Red Bull.

Senyum yang dulu selalu menghiasi wajahnya kini telah memudar, digantikan oleh kerutan kekecewaan dan mungkin keraguan akan masa depan kariernya.

Red Bull Ambil Langkah Tepat

Dari sudut pandang bisnis, keputusan Red Bull Racing untuk mengganti Ricciardo dengan Liam Lawson mungkin bisa dibenarkan. Red Bull memiliki sejumlah pembalap muda berbakat dalam sistemnya, dan Lawson adalah salah satu yang paling menjanjikan.

Lawson menunjukkan performa yang mengesankan saat menggantikan Ricciardo yang absen karena COVID-19 musim lalu. Ia berhasil meraih poin dan menunjukkan bahwa ia memiliki potensi untuk menjadi pembalap yang hebat.

Memasukkan Lawson ke dalam mobil di akhir musim ini akan memberikannya kesempatan berharga untuk beradaptasi dengan tim dan mempersiapkan diri untuk peran yang lebih besar di masa depan. Apalagi, Red Bull saat ini sedang berjuang di konstruktor dengan hanya terpaut tiga poin dari Haas yang berada tepat di belakangnya.

Ricciardo Memang Layak Tersingkir

Di sisi lain, ada juga yang berpendapat bahwa Ricciardo tidak seharusnya disingkirkan di tengah musim. Meski performanya buruk, ia masih bisa memberikan kontribusi bagi tim, baik sebagai mentor bagi para pembalap muda maupun sebagai sumber motivasi di paddock.

Selain itu, cara Red Bull memperlakukan Ricciardo terkesan kurang etis. Ia seharusnya diberikan kesempatan untuk mengakhiri kariernya dengan baik-baik, bukan diusir secara tiba-tiba seperti ini.

Kesimpulan

Perpisahan antara Daniel Ricciardo dan Red Bull Racing mungkin sebuah langkah yang sulit untuk diterima oleh banyak orang. Namun, dari sudut pandang bisnis, keputusan ini bisa dipahami. Red Bull perlu mengamankan masa depannya, dan Liam Lawson adalah pembalap yang mereka yakini memiliki potensi untuk menjadi bintang besar.

Sementara itu, Ricciardo harus menerima kenyataan bahwa kariernya di Formula 1 mungkin telah berakhir. Ia akan selalu dikenang sebagai salah satu pembalap paling menghibur dan karismatik dalam sejarah olahraga ini. Dan siapa tahu, ia masih bisa kembali ke ajang balap lain dan menunjukkan kemampuannya yang sebenarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini