Beranda Formula 1 Polemik Umpatan di F1: Antara Emosi dan Tuntutan Profesionalisme

Polemik Umpatan di F1: Antara Emosi dan Tuntutan Profesionalisme

8
0

Persaingan sengit di ajang Formula 1 kembali diwarnai dengan polemik, kali ini seputar penggunaan kata-kata kasar oleh Max Verstappen, juara dunia tiga kali. Kejadian ini mengundang respons dari Toto Wolff, kepala tim Mercedes, yang memberikan pandangan berbeda terkait penggunaan kata-kata kasar dalam dunia balap.

Verstappen mendapat sanksi pelayanan masyarakat karena mengucapkan kata-kata kasar dalam konferensi pers menjelang Grand Prix Singapura. Federasi Otomotif Internasional (FIA) berniat menindak tegas penggunaan kata-kata kasar, dengan Presiden FIA Mohammed Ben Sulayem menyatakan bahwa pembalap bukanlah rapper.

Sebagai bentuk protes atas hukumannya, Verstappen menolak menjawab pertanyaan dengan benar dalam konferensi pers setelah kualifikasi dan balapan. Tindakan ini memicu perdebatan tentang batas antara emosi dan profesionalisme dalam dunia olahraga.

Wolff menilai ada argumen yang menyatakan bahwa penggunaan kata-kata kasar di radio tidak seharusnya terjadi. Menurutnya, hal ini dapat dianggap tidak sopan terhadap pihak lain, terutama penonton di rumah yang melibatkan banyak keluarga.

"Namun, kami juga ingin melihat emosi dan momen-momen mentah," ujar Wolff. "Kami memahami bahwa para pembalap berada dalam keadaan ekstrem. Jika kami dapat mengurangi sedikit saja, saya pikir itu bagus untuk kita semua."

Meski begitu, Wolff tidak setuju dengan pelarangan penggunaan kata-kata kasar sepenuhnya. Baginya, penggunaan kata-kata kasar merupakan bagian dari budaya jalanan.

"Kami semua adalah bagian dari sirkus keliling ini, kami saling mengenal, dan saya tidak berpikir menggunakan kata-kata kasar dalam konferensi pers adalah hal yang terburuk," katanya.

Wolff mengimbau agar semua pihak, termasuk kepala tim, menyesuaikan bahasa yang digunakan untuk menciptakan suasana yang lebih beradab. Namun, ia tetap menekankan pentingnya menjaga emosi dan momen-momen mentah dalam olahraga yang penuh gairah seperti Formula 1.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini