Beranda Formula 1 Kesalahan Strategi Mercedes: Hamilton Rugi Besar di F1 Singapura

Kesalahan Strategi Mercedes: Hamilton Rugi Besar di F1 Singapura

10
0

Jakarta – Kepala tim Mercedes, Toto Wolff, mengakui bahwa timnya salah membaca jalannya balapan dengan strategi yang diterapkan pada Lewis Hamilton di Grand Prix Formula 1 Singapura.

Hamilton tampil memukau saat sesi kualifikasi dengan meraih posisi ketiga di sirkuit Marina Bay, di belakang Lando Norris dari McLaren dan Max Verstappen dari Red Bull. Namun, saat ban bersiap untuk laga, Hamilton menjadi salah satu dari hanya dua pembalap, bersama Daniel Ricciardo, yang memulai balapan dengan ban lunak berdinding merah, sementara sebagian besar pembalap lainnya memilih ban medium.

Sepanjang sejarah, Singapura dikenal dengan persaingan ketat di awal balapan karena para pembalap terdepan lebih fokus menjaga ban. Namun, kecepatan McLaren yang lebih unggul memungkinkan Norris melaju lebih kencang dan memperlebar keunggulannya pada stint pertama. Hal ini merugikan strategi Hamilton, yang tidak mampu memperpanjang stintnya selama yang dibutuhkan dan akhirnya finis di posisi keenam.

"Saya pikir kami salah membaca balapan," jelas Wolff. "Kami mengambil keputusan berdasarkan balapan di Singapura sebelumnya, di mana balapan berlangsung seperti prosesi, mirip dengan Monaco, dan berpikir bahwa ban lunak akan memberinya kesempatan di awal."

"Itu adalah satu-satunya peluang menyalip. Itu adalah keputusan salah yang kami ambil bersama. Rasanya seperti langkah yang baik, tetapi dengan degradasi ban belakang yang kami alami, itu adalah langkah yang mundur."

"Jadi, ada logika di balik itu, tetapi jelas itu bertentangan dengan apa yang seharusnya kami putuskan. Tapi itu tidak menutupi fakta bahwa mobil kami terlalu lambat. Mungkin lawan berada di depan atau di belakang, tetapi itu tidak mengubah apa pun."

Keputusan Ricciardo untuk menggunakan ban lunak dari belakang grid juga tidak membuahkan hasil, sehingga pembalap RB itu harus melakukan pit stop ketiga untuk merebut poin tambahan dari Norris dengan mencuri lap tercepat.

Hal itu memicu teori konspirasi karena hubungan RB dengan Red Bull, tetapi Wolff membantah ada permainan kotor yang dilakukan timnya.

"Saya pikir Anda mungkin harus menggunakan semua strategi yang Anda miliki," katanya saat ditanya tentang topik tersebut. "Saya tidak berpikir itu permainan kotor, sama sekali tidak. Itu bisa jadi poin yang menentukan. Itu sesuai dengan peraturan, para pembalap tidak saling bersikap tidak adil. Saya pikir ini hanya tentang siapa yang mendapat poin ekstra. Tidak masalah besar."

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini