Beranda Formula 1 Liam Lawson, Pembalap Kiwi yang Mengukir Jalan Berliku Menuju Formula 1

Liam Lawson, Pembalap Kiwi yang Mengukir Jalan Berliku Menuju Formula 1

9
0

Jakarta, – Perjalanan Liam Lawson menuju Formula 1 tidaklah mudah. Butuh kesabaran, ketekunan, dan sedikit keberuntungan untuk akhirnya menjadi pembalap penuh waktu di puncak balap mobil dunia itu.

Lahir di Selandia Baru, Lawson mengawali karir balapnya di go-kart. Kepiawaiannya di lintasan membawanya ke ajang balap single-seater lokal. Namun, untuk mencapai level tertinggi seperti Formula 1, hijrah ke Eropa menjadi sebuah keharusan.

Pada usia 16 tahun, Lawson berkemas dan terbang ke Jerman untuk berkompetisi di F4 Jerman bersama Van Amersfoort Racing. Perjalanan ini dibiayai oleh sponsor dari Selandia Baru.

Namun, jauh dari kampung halaman bukanlah hal yang mudah. Lawson harus berkorban banyak, termasuk berpisah dari keluarga dan meninggalkan sekolah. "Orang tua saya menggadaikan rumah mereka agar saya bisa terus balapan. Pengorbanan mereka sangat besar," ungkapnya kepada Red Bull.

Meski menunjukkan bakat dengan finis kedua di musim pertamanya di Eropa, Lawson belum dilirik oleh akademi junior F1. Mimpi F1-nya sempat terancam pupus pada usia 17 tahun.

Keberuntungan datang ketika Lawson kembali ke Selandia Baru untuk mengikuti Toyota Winter Series. Helmut Marko, pencari bakat Red Bull, sedang mengamati rekan setimnya yang lebih tua, Lucas Auer. Melihat potensi Lawson, Marko langsung menawarinya kontrak.

"Itu seperti menyelamatkan karir saya. Saya tidak punya rencana setelah itu," ujar Lawson.

Lawson kemudian berkiprah di FIA F3 dan F2, bahkan sempat bertandem dengan Oscar Piastri, pembalap Australia yang kini juga menjadi pembalap Formula 1. Lawson juga menjajal balapan GT3 bersama Ferrari di DTM Jerman.

Pada 2022, Lawson finis ketiga di F2 dan mendapatkan peran sebagai pembalap cadangan Red Bull. Saat Ricciardo cedera, Lawson mendapat kesempatan emas untuk tampil di lima balapan F1.

Meski posisinya tertutup oleh Yuki Tsunoda dan Ricciardo untuk musim 2024, Lawson terus menunjukkan kemampuannya. Ia menjadi kandidat kuat untuk menggantikan Ricciardo di tim RB, yang merupakan anak perusahaan Red Bull.

Pengorbanan keluarga dan keberanian Lawson untuk berkelana jauh terbayar dengan mimpinya menjadi pembalap Formula 1. Perjalanannya yang berliku membuktikan bahwa dengan kerja keras dan sedikit keberuntungan, segala sesuatu mungkin terjadi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini