Daniel Ricciardo terang-terangan mengakui bahwa keputusannya meninggalkan Red Bull bukanlah "keputusan terbaik" dalam karier F1-nya.
Ricciardo mengejutkan dunia F1 dengan mengumumkan kepergiannya dari Red Bull pada pertengahan 2018. Padahal, saat itu Ricciardo sedang bersaing memperebutkan gelar setelah meraih kemenangan keduanya di tahun itu di Grand Prix Monaco.
Namun, perselisihan kontroversial dengan rekan setimnya Max Verstappen di Azerbaijan memicu ketegangan dalam tim. Verstappen yang semakin berkembang perlahan mengungguli Ricciardo, meski Ricciardo memulai musim dengan kuat.
Dia gagal naik podium pada 2019 sebelum menikmati salah satu tahun terbaik dalam kariernya selama pandemi pada 2020. Tetapi sebelum musim 2020 yang tertunda, dia memilih bergabung dengan McLaren untuk 2021 – bisa dibilang kesalahan yang lebih besar mengingat masa-masa sulitnya saat melawan Lando Norris.
Berbicara kepada Sky Sports dalam sebuah wawancara refleksi setelah kemungkinan balapan terakhirnya di F1 di Grand Prix Singapura akhir pekan lalu, Nico Rosberg bertanya apakah dia menyesali sesuatu.
Ricciardo menjawab, "Saya tentu dapat melihat kembali dan berkata… Pada saat itu semua yang ada di kepala saya masuk akal. Apakah itu keputusan terbaik dalam karier saya? Tentu saja Anda dapat berpendapat bahwa itu bukan."
"Saya tidak masalah dengan itu. Itu salah satunya. Juga tidak ada jaminan jika saya tetap tinggal, saya akan tampil luar biasa dan memenangkan ini dan itu."
"Anda tidak pernah tahu. Saya tidak akan berdiri di sini dan mengatakan itu adalah keputusan terbesar dalam hidup saya, tetapi Anda hidup dan belajar."
"Itu akhirnya membawa saya kembali ke keluarga. Saya tidak ingin melihat ke belakang dan merasa sedih atau pahit tentang apa pun."
"Saya kira semuanya terjadi karena suatu alasan. Semuanya baik-baik saja."
Ricciardo diperkirakan akan digantikan oleh Liam Lawson di VCARB mulai dari GP Amerika Serikat dan seterusnya.
