Daniel Ricciardo, pembalap asal Australia, baru saja mengucapkan selamat tinggal kepada Formula 1 setelah Grand Prix Singapura di akhir pekan lalu. Kepindahan Liam Lawson ke Red Bull menggantikan Ricciardo telah resmi dikonfirmasi pada 26 September lalu.
Peristiwa ini menjadi tanda tanya besar bagi masa depan Ricciardo, yang merupakan pemenang delapan kali Grand Prix dan pernah dua kali menduduki posisi ketiga dalam kejuaraan. Hanya tersisa dua kursi di grid 2025, membuat peluang Ricciardo untuk tetap bertahan di F1 sangat kecil, kecuali ia pindah ke Sauber atau direkrut kembali oleh Red Bull tahun depan.
Meski pun peluangnya tipis, kecil kemungkinan Ricciardo akan kembali ke Red Bull mengingat Sergio Perez yang saat ini masih memegang kontrak hingga 2026. Oleh karena itu, karier F1 Ricciardo yang dimulai pada 2011 dengan dua kali finis di posisi ketiga dalam kejuaraan kemungkinan besar akan berakhir.
Berikut adalah 10 momen penting dalam karier F1 Ricciardo:
-
Red Bull Mengirim Ricciardo ke Hispania Racing Team
Pada tahun 2011, Ricciardo menjadi pembalap F1 untuk pertama kalinya bersama tim HRT yang sedang kesulitan. Meski mengendarai mobil yang kurang bertenaga, Ricciardo secara bertahap menjadi lebih cepat dari rekan setimnya, Vitantonio Liuzzi. Pengalaman berharga ini membawanya ke Toro Rosso, dan kemudian promosi ke Red Bull. -
Kemenangan Perdana di Grand Prix Kanada 2014
Setelah bergabung dengan Red Bull pada tahun 2014, Ricciardo langsung mengesankan dengan mengalahkan juara dunia bertahan Sebastian Vettel. Puncaknya adalah kemenangan pertamanya di Grand Prix Kanada. -
Munculnya "Shoey"
Pada Grand Prix Jerman 2016, Ricciardo membuat kejutan dengan minum sampanye dari sepatunya sebagai selebrasi di podium. Tradisi ini kemudian dikenal sebagai "shoey" dan menjadi ciri khas Ricciardo. -
Kemenangan Dramatis di Grand Prix Monaco 2018
Ricciardo meraih kemenangan luar biasa di Monaco pada tahun 2018. Ia mampu mengendalikan mobilnya dengan 25% tenaga yang hilang selama 50 lap terakhir dan menahan Sebastian Vettel yang berada tepat di belakangnya. -
Benturan dengan Max Verstappen di Grand Prix Azerbaijan 2018
Insiden ini menjadi pemicu keputusan Ricciardo untuk meninggalkan Red Bull. Setelah berjuang keras melawan Verstappen sepanjang balapan, Ricciardo bertabrakan dengan rekan setimnya tersebut, yang diduga sengaja melakukan "brake-test". -
Kepindahan ke Renault
Ricciardo membuat keputusan mengejutkan dengan pindah ke Renault pada tahun 2019. Ia berharap dapat berkembang lebih jauh di sana, tetapi kenyataannya Renault justru terpuruk di posisi kelima klasemen konstruktor. -
Bintang di "Drive to Survive"
Serial dokumenter Netflix, "Drive to Survive", membuat Ricciardo semakin dikenal oleh penggemar F1. Penggemar menyukai kepribadiannya yang ekspresif dan kisah inspiratifnya. -
Masa Sulit di McLaren
Ricciardo bergabung dengan McLaren pada tahun 2021, tetapi ia kesulitan beradaptasi dengan mobilnya. Ia sering tertinggal dari rekan setimnya, Lando Norris, dan akhirnya dikeluarkan pada tahun 2023. -
Kesempatan Terakhir di Silverstone
Setelah keluar dari McLaren, Ricciardo kembali ke Red Bull sebagai pembalap cadangan. Namun, penampilan apiknya pada tes ban Pirelli di Silverstone membuatnya dipindahkan ke AlphaTauri. -
Cedera di Grand Prix Belanda 2023
Harapan Ricciardo untuk membuktikan diri di AlphaTauri pupus karena cedera tangan yang ia alami saat latihan bebas di Zandvoort. Penggantinya, Liam Lawson, tampil mengesankan dan akhirnya ditunjuk sebagai pembalap tetap untuk musim 2025, menggantikan Ricciardo.
Karier Formula 1 Daniel Ricciardo memang penuh dengan pasang surut. Meski ia belum meraih gelar juara dunia, ia akan selalu dikenang sebagai pembalap yang menghibur, eksentrik, dan penuh semangat.
