Setelah serangkaian penampilan yang mengecewakan, Daniel Ricciardo resmi kehilangan tempatnya di Red Bull Racing. Keputusan ini mengemuka setelah pertimbangan matang dan berbagai insiden yang memicu kontroversi.
Principal Red Bull, Christian Horner, mengungkapkan bahwa penasihat olahraga motor Helmut Marko telah mendesak penggantian Ricciardo sejak Grand Prix Spanyol pada bulan Juni.
"Konsistensi yang kurang," ujar Horner tentang alasan di balik keputusan Red Bull.
Horner menceritakan perjalanan penampilan Ricciardo musim ini, mulai dari awal yang buruk hingga momen yang mengesankan di Miami. Namun, penampilannya yang buruk di Barcelona membuat Marko gerah.
"Helmut ingin dia keluar dari mobil saat itu juga," kata Horner.
Suasana memanas setelah komentar kritikus Jacques Villeneuve yang memantik semangat Ricciardo. Ia pun tampil mengesankan di Montreal, yang membuat Horner bergurau agar Ricciardo menghubungi Villeneuve setiap seri balapan.
Horner menegaskan bahwa ia berusaha memberikan cukup waktu kepada Ricciardo untuk memperbaiki performanya.
"Saya telah melakukan yang terbaik untuk memberinya waktu di mobil untuk menunjukkan hasil. Jika tidak, dia akan keluar dari mobil setelah Barcelona," tambahnya.
Horner mengakui bahwa semua pembalap menghadapi tekanan. Namun, Ricciardo diharapkan menjadi cadangan yang mampu menggantikan Sergio Perez jika mengalami masalah.
"Sayangnya, mereka berdua menghadapi masalah pada waktu yang berbeda. Checo memulai musim dengan baik, tetapi Daniel kesulitan," jelas Horner.
"Ketika Checo mulai kehilangan performa, Daniel menemukan kembali ritmenya. Namun, itu tidak cukup meyakinkan untuk membuat kami beralih pembalap," pungkasnya.
Dengan kepergian Ricciardo, Red Bull Racing kini mempersiapkan enam balapan terakhir musim ini dengan Liam Lawson sebagai pengganti. Nasib Ricciardo sendiri masih belum jelas, tetapi karirnya di Formula 1 tampaknya akan berakhir.
