Daniel Ricciardo, pembalap asal Australia, tampaknya harus menelan pil pahit setelah gagal mempertahankan posisinya di Formula 1. Awalnya diperkirakan tetap bertahan hingga 2025, Ricciardo justru akan digantikan Liam Lawson di tim RB setelah Grand Prix Texas.
Mantan rekan setimnya di Red Bull, David Coulthard, mengungkapkan bahwa Ricciardo kemungkinan besar akan diganti pada tahun 2025, bahkan jika ia berhasil menghindari pemecatan dini. Coulthard menekankan bahwa Formula 1 adalah tentang stopwatch dan bendera kotak-kotak, bukan persahabatan.
Ricciardo kehilangan kursi di McLaren pada akhir 2022 dan sempat kembali ke AlphaTauri pada pertengahan 2023. Namun, kemajuannya terhambat oleh cedera tangan dan performa Lawson yang mengesankan. Walaupun harapan Ricciardo untuk promosi ke tim utama Red Bull sempat muncul, hal itu tak kunjung terwujud.
Setelah Grand Prix Singapura, Ricciardo emosional meninggalkan F1 setelah mencetak poin bonus sebagai pembalap tercepat di lap. "Dia telah menunaikan tugasnya, meskipun di luar poin," kata Coulthard.
"Jika itu memang lap terakhirnya, maka kehormatan sebagai pembalap tercepat mungkin bisa menjadi penghiburan."
Keputusan Ricciardo meninggalkan F1 mengundang simpati dari sesama reporter. Lawrence Barretto, yang mewawancarai Ricciardo, mengakui bahwa dirinya merasa sedih melihat kondisi pembalap tersebut.
"Ini adalah akhir yang berat, sepanjang akhir pekan," ujar Barretto. "Ia masuk dengan spekulasi besar tentang masa depannya. Ia sempat tampil baik pada hari Jumat, tapi situasi berubah."
"Ia mengalami kualifikasi yang sulit, dan dalam balapan… ia memang mendapat poin tercepat. Tapi ia sangat sedih pada akhirnya."
Nasib Daniel Ricciardo di Formula 1 menjadi bukti bahwa bahkan pembalap berpengalaman pun bisa menghadapi tantangan berat. Harapan baru yang sempat muncul ternyata berujung pada kenyataan pahit bahwa waktu Ricciardo di lintasan balap F1 sudah habis.
