Dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP, mentalitas menjadi faktor penting. Pembalap Pramac Ducati, Jorge Martin, mengaku telah berupaya meningkatkan kekuatan mentalnya untuk menghadapi rival beratnya, Francesco Bagnaia.
Musim lalu, Martin sempat mengalami "mimpi buruk" saat bertarung memperebutkan gelar. Ia gagal finis dua kali dan hanya naik podium tiga kali dalam tujuh balapan terakhir. Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi pembalap berusia 26 tahun itu.
"Musim lalu sangat sulit bagi saya," ungkap Martin. "Saya tidak menikmati balapan sama sekali. Bahkan ketika menang, saya tidak merasa senang."
Untuk mengatasi masalah mentalnya, Martin mulai berlatih meditasi dan meningkatkan fokusnya. Hasilnya, ia merasa lebih siap menghadapi balapan-balapan penting yang akan datang, termasuk seri flyaway di Asia.
"Sekarang saya tidur lebih nyenyak. Saya telah banyak berkembang dalam hal mentalitas. Saya menikmati berada di lintasan dan menikmati balapan," jelas Martin.
Martin mengakui bahwa Bagnaia memiliki keunggulan pada tiga sirkuit tersisa, yakni Motegi, Thailand, dan Malaysia. Namun, ia percaya bisa bersaing ketat di balapan-balapan tersebut.
"Saya sangat senang berada di sini (Motegi). Saya bangga bisa bertarung memperebutkan gelar. Saya akan berusaha memberikan yang terbaik," tegas Martin.
Persaingan antara Martin dan Bagnaia diperkirakan akan semakin sengit. Keduanya hanya terpaut 21 poin, dan masih ada lima balapan tersisa. Siapa yang mampu mengendalikan mentalitasnya dengan baik, dialah yang berpotensi meraih gelar juara dunia MotoGP 2023.
