Beranda Formula 1 Hengkangnya Petinggi FIA: Cerminan Gaya Kepemimpinan Sang Presiden?

Hengkangnya Petinggi FIA: Cerminan Gaya Kepemimpinan Sang Presiden?

4
0

Jagat dunia balap tengah dihebohkan dengan kabar mundurnya dua petinggi FIA (Fédération Internationale de l’Automobile). Direktur Komunikasi Luke Skipper dan Sekretaris Jenderal Mobilitas Jacob Bangsgaard memutuskan untuk meninggalkan organisasi tersebut demi mengejar minat lain.

Kepergian mereka terjadi di tengah sorotan tajam terhadap gaya kepemimpinan Presiden FIA, Mohammed Ben Sulayem. Sebelumnya, Ben Sulayem mengundang kontroversi ketika meminta para pembalap untuk mengurangi sumpah serapah. Keputusan FIA untuk menjatuhkan sanksi kepada Max Verstappen karena mengumpat dalam konferensi pers memicu protes keras dari pembalap Belanda itu.

Tak hanya itu, Ben Sulayem juga menyerang media Inggris, mengklaim bahwa dirinya telah "dihukum" oleh pemberitaan yang tidak ditentukan.

Belum ada pernyataan resmi mengenai alasan pengunduran diri Skipper dan Bangsgaard. Namun, keduanya merupakan tokoh penting dalam FIA. Skipper bergabung pada 2022 sebagai Direktur Komunikasi dan Hubungan Masyarakat pertama FIA. Sedangkan Bangsgaard diangkat sebagai Sekretaris Jenderal Mobilitas dan Pariwisata Otomotif FIA pada 2023.

Hengkangnya Skipper dan Bangsgaard menambah daftar panjang kepergian pejabat tinggi FIA selama 12 bulan terakhir. Sebelumnya, Direktur Olahraga Steve Nielsen dan Direktur Teknis Formula Satu Tim Goss juga telah mengundurkan diri.

Kepergian mereka terjadi tak lama setelah Deborah Mayer mundur sebagai Kepala Komisi FIA Perempuan dalam Olahraga Motor. Pada Februari, Direktur Tata Kelola dan Peraturan Pierre Ketterer serta Kepala Urusan Hukum Komersial Edward Floydd, yang terlibat dalam negosiasi Perjanjian Concorde atas nama FIA, juga mengundurkan diri.

Pada Mei, CEO pertama FIA, Natalie Robyn, juga mengumumkan kepergiannya untuk mengejar peluang lain. Ia diangkat oleh Ben Sulayem pada November 2022 sebagai bagian dari upaya besar untuk mereformasi struktur manajemen organisasi.

Kepergian sejumlah petinggi FIA menjadi pertanyaan besar tentang kepemimpinan Ben Sulayem. Gaya kepemimpinannya yang dianggap kontroversial dan kurang dihargai oleh bawahannya diduga menjadi alasan di balik serangkaian pengunduran diri tersebut.

Kini, FIA menghadapi tantangan besar untuk mengisi posisi kosong yang ditinggalkan oleh Skipper, Bangsgaard, dan pejabat tinggi lainnya. Diperlukan pemimpin yang kuat dan visioner untuk menstabilkan organisasi dan mengembalikan kepercayaan para anggota dan pemangku kepentingan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini