Dalam gelaran Grand Prix (GP) Austria tahun ini, Lando Norris mengklaim telah "memenangkan" pertempuran melawan Max Verstappen meski berakhir dengan DNF (tidak bisa menyelesaikan balapan).
Norris dan Verstappen bertabrakan saat tengah berebut posisi terdepan di Red Bull Ring. Insiden ini memaksa Norris pensiun, sementara Verstappen hanya bisa finis di urutan kelima dan memberikan kemenangan mengejutkan kepada George Russell.
Padahal, Verstappen sempat melaju dengan mulus hingga putaran pit stop terakhir. Namun, pit stop Red Bull yang lambat membuatnya rentan terhadap serangan Norris yang menggunakan ban baru saat itu.
Beruntung bagi Verstappen, ia mampu mengungguli Norris dengan selisih 10 poin, alih-alih kehilangan tujuh poin dalam perebutan gelar juara.
Meski saat itu tidak diharapkan bersaing memperebutkan gelar di akhir musim, peristiwa di Austria bisa menjadi penentu siapa yang akan menjadi juara dunia.
Dalam sebuah wawancara dengan The Athletic, Norris merenungkan duel sengitnya dengan Verstappen.
"Tidak berakhir seperti yang saya harapkan," kata Norris.
"Dan saya masih merasa bahwa hari Minggu itu, saya mungkin memenangkan pertempuran… menghadapi dia, meskipun saya tidak menang pada hari itu."
Verstappen secara luas dianggap sebagai pembalap "paling keras" untuk dilawan di lintasan.
Ia seringkali tidak kenal ampun dalam bertahan, seperti yang diperlihatkan saat melawan Lewis Hamilton pada tahun 2021.
Norris mengakui bahwa membalap Verstappen di barisan depan F1 adalah "masih cukup baru". Ia mengakui bahwa pembalap asal Belanda itu memiliki keuntungan karena pengalamannya di olahraga tersebut.
"Max mungkin orang yang paling sulit dilawan di lintasan," lanjut Norris.
"Ia mungkin salah satu yang paling sadar akan situasi. Dan didukung oleh fakta bahwa ia telah berada dalam posisi ini selama empat atau lima tahun terakhir. Bagi saya, ini masih cukup baru."
Menjelang Grand Prix Amerika Serikat akhir pekan depan, Verstappen memimpin Norris dengan selisih 52 poin dan hanya tersisa enam balapan lagi.
