Pembalap muda asal Selandia Baru, Liam Lawson, tengah bersiap menggapai impiannya duduk di kokpit Formula 1 musim 2024. Janji dari Christian Horner, bos Red Bull, menjadi penyemangat utama bagi Lawson.
Setelah tampil impresif sebagai pengemudi cadangan Red Bull pada 2022, Lawson akhirnya mendapat kesempatan menggantikan Daniel Ricciardo di tim saudari Red Bull, RB. Tersisa enam balapan dan tiga Sprint Race musim ini, Lawson bertekad menunjukkan performa terbaiknya.
"Christian mengatakan padaku setahun lalu bahwa aku akan memiliki kursi balap di salah satu tim Red Bull pada 2024. Itu sudah menjadi tujuan sejak awal," ungkap Lawson dalam podcast F1 Nation.
Meski telah mendapatkan janji manis, Lawson menyadari bahwa persaingan di F1 sangat ketat. "Formula 1 seperti rollercoaster, semuanya bisa berubah seketika. Harapan bisa padam begitu saja," ujarnya.
"Tidak ada jaminan yang pasti. Aku harus menunggu ada kesempatan bagi seseorang untuk meninggalkan timnya," lanjut Lawson.
Horner akhirnya mengabulkan janjinya saat Grand Prix Azerbaijan. Lawson pun ditunjuk sebagai pengganti Ricciardo untuk sisa musim ini.
Untuk mendapatkan kursi penuh di F1 2025, Lawson ditargetkan untuk tampil setidaknya seimbang dengan Yuki Tsunoda. "Itulah tujuan dari tim. Mereka ingin aku mengalahkannya dan meraih poin," ungkap Lawson.
"Tim sedang berjuang untuk posisi keenam di konstruktor, jadi meraih poin sangat penting. Pada dasarnya, itulah target yang ditetapkan," tambahnya.
Layaknya seorang pemuda yang tengah berjuang meraih cita-citanya, Lawson tidak pernah gentar dengan evaluasi ketat dari timnya. "Aku sudah terbiasa sejak bergabung dengan Red Bull di usia 16 tahun. Semua didasarkan pada performa," tegasnya.
Dengan dukungan dan janji dari Horner, ditambah tekad yang kuat, Liam Lawson siap bertarung untuk mewujudkan mimpinya menjadi pembalap Formula 1. Perjuangannya tentu patut disimak, terutama bagi penggemar balap di seluruh dunia.
