Dalam balapan dramatis MotoGP Jepang di Motegi, Francesco "Pecco" Bagnaia menunjukkan dominasinya dengan meraih kemenangan yang mengesankan. Sejak awal balapan, Bagnaia langsung tancap gas untuk mempertahankan posisinya dari serangan Pedro Acosta, pembalap muda berbakat dari Tech3.
Acosta, yang memulai balapan dari posisi pole, sempat mengancam Bagnaia di lap awal. Namun, insiden terjatuhnya Acosta membuat Bagnaia bisa sedikit bernapas lega. "Saya melihatnya di dashboard dan langsung menyadari Acosta sudah terjatuh," kata Bagnaia.
Meski Acosta tidak lagi menjadi saingan, Bagnaia tetap harus berhati-hati. Jorge Martin, rekan setimnya sendiri, terus memberi tekanan di lap-lap terakhir. Bagnaia mengaku harus mengatur ritme dengan cermat untuk menjaga jarak dari Martin.
"Saya bisa mengendalikan semuanya, tapi saya berharap Martin mengalami masalah yang sama dengan ban saya," ungkap Bagnaia. "Saya sudah mencoba memacu kecepatan, tapi ban belakang saya tidak lagi mendukung."
Kemenangan di Jepang menjadi bukti kebangkitan Bagnaia setelah hasil buruk di GP Indonesia. Pembalap Italia itu berharap kemenangan ini menjadi titik balik untuk meraih gelar juara dunia ketiganya. "Kami harus selalu percaya dan tidak pernah menyerah," tegas Bagnaia.
Musim 2023 menjadi tahun yang luar biasa bagi Bagnaia. Delapan kemenangan yang diraihnya sejauh ini menjadi pencapaian terbaiknya sejak menjuarai Moto2 pada tahun 2018. Bagnaia bertekad untuk mempertahankan konsistensinya dan meraih lebih banyak kemenangan di sisa musim ini.
"Kami akan terus bekerja keras dan memberikan yang terbaik," pungkas Bagnaia. "Mari kita lanjutkan perjuangan ini dan raih kemenangan sebanyak-banyaknya."
