Franco Colapinto, pembalap muda Argentina, telah mencuri perhatian dunia Formula 1 sejak naik kelas ke kursi F1 pada Grand Prix Italia lalu. Keputusan Williams Formula 1 untuk mempromosikan Colapinto, menggantikan Logan Sargeant yang tampil buruk, awalnya dipertanyakan.
Namun, tiga balapan telah membuktikan ketajaman visi James Vowles, bos Williams. Colapinto tampil impresif, menunjukkan kecepatan dan ketahanan di bawah tekanan. Ia berhasil finis ke-12 di Monza, mengungguli rekan setimnya Alex Albon di kualifikasi di Azerbaijan, dan meraih poin pertamanya dengan finis di posisi kedelapan.
Bahkan, Sergio Perez, pembalap Red Bull, memuji performa Colapinto setelah bersaing ketat di Singapura. "Dia adalah pembalap profesional dan harus balapan di Formula 1," tegas Vowles.
Meski Williams telah memilih Carlos Sainz sebagai tandem Albon musim depan, Vowles meyakini Colapinto layak mendapatkan kursi di F1 pada 2023. "Dia belum berhenti berkembang dan akan semakin cepat," ujarnya.
Colapinto pertama kali mencicipi F1 saat mengendarai mobil FP1 Williams di Grand Prix Inggris awal tahun ini. Vowles langsung menyadari kecepatan pembalap berusia 21 tahun itu. Singapura, salah satu trek tersulit di kalender, menjadi ujian sempurna bagi Colapinto. Namun, ia membuktikan kehebatannya dengan memberikan performa yang hampir sempurna.
Dengan kursi yang masih kosong di Sauber dan Red Bull, jalan Colapinto menuju Formula 1 semakin terbuka. Kecepatan, ketahanan, dan etos kerjanya yang luar biasa menjadikan dirinya sebagai salah satu bintang baru yang paling menjanjikan di dunia balap jet darat.
