Dalam dunia balap Formula 1, nama Jonathan Wheatley selalu diidentikkan dengan satu kata: detail. Obsesinya akan kesempurnaan membuatnya disejajarkan dengan seorang bos tim legendaris yang juga mengawali kariernya dari bengkel, yaitu Ron Dennis.
"Saya mengenalnya sejak saya masih menjadi pembalap gokart," ungkap David Coulthard, mantan pembalap Formula 1, kepada GP Racing. Pada pertengahan tahun 2000-an, Coulthard sempat bekerja sama dengan Wheatley untuk membantu Christian Horner membangun tim Red Bull Racing dari tim yang biasa-biasa saja menjadi penantang gelar juara.
Ketertarikan Wheatley pada detail sudah terlihat sejak awal kariernya. Sebagai seorang mekanik, ia selalu berusaha menemukan cara-cara baru untuk meningkatkan performa mobil balap. Obsesinya ini juga terbawa ke peran managerialnya. Wheatley dikenal sebagai seorang pemikir yang analitis dan selalu mencari cara untuk memperbaiki setiap aspek timnya.
"Jonathan adalah seorang yang sangat cermat," kata Coulthard. "Dia selalu mencari cara untuk mendapatkan 0,001 detik lebih cepat."
Ketelitian Wheatley terbukti membuahkan hasil. Di bawah kepemimpinannya, Red Bull Racing meraih empat gelar juara dunia konstruktor dan empat gelar juara dunia pembalap bersama Sebastian Vettel. Prestasi tersebut menjadikan Wheatley sebagai salah satu bos tim paling sukses dalam sejarah Formula 1.
Meski dikenal sebagai seorang yang tegas dan perfeksionis, Wheatley juga dihormati oleh rekan-rekannya. Ia dipandang sebagai seorang pemimpin yang adil dan suportif, yang selalu memprioritaskan kebutuhan tim di atas segalanya.
"Jonathan adalah seorang pria yang berdedikasi dan bergairah," ujar Christian Horner. "Dia adalah bagian integral dari kesuksesan Red Bull Racing."
Saat ini, Wheatley telah meninggalkan dunia Formula 1 untuk mengejar tantangan baru di industri lain. Namun, warisannya sebagai seorang penggila detail akan selalu dikenang dalam sejarah olahraga balap mobil.
