Di MotoGP Australia, Luca Marini kembali membuktikan diri sebagai pembalap Honda yang menjanjikan. Ia berhasil finis ke-14, torehkan lap tercepat dari pembalap Honda, dan tampil mengesankan dalam beberapa balapan terakhir.
Namun di balik penampilan apiknya, ada satu masalah yang terus menghantui skuad Honda: kesulitan menghangatkan ban belakang saat menggunakan kompon keras. Hal ini membuat mereka kehilangan banyak putaran di awal balapan.
"Itu membutuhkan banyak putaran untuk menaikkan suhu pada sisi kiri ban belakang (kompon yang lebih keras)," ungkap Marini. "Karena itu, kami tidak mampu bertarung dengan pembalap lain, terutama dari KTM dan Aprilia."
"Kami lambat di awal. Tapi setelah enam putaran, ketika ban belakang siap, tempo mulai kompetitif dan saya dapat menikmatinya."
Marini mengakui bahwa performa motornya sudah jauh lebih baik dibandingkan musim lalu, tetapi masalah ban belakang tetap menjadi kendala. Ia percaya solusi untuk masalah ini terletak pada distribusi berat motor.
"Ini soal distribusi berat pada motor. Kami memiliki begitu banyak beban di depan karena itu selalu menjadi tradisi sepeda motor yang sukses di masa lalu, terutama dengan ban Bridgestone," paparnya. "Sekarang, bagian belakang ban Michelin adalah yang terbaik dan kami tidak dapat menggunakan potensi penuhnya."
"Target kami untuk tahun depan adalah mengubah distribusi berat, membebani lebih banyak di bagian belakang, seperti yang dilakukan oleh motor lain."
Marini menyorot KTM sebagai pabrikan yang sangat mahir dalam menghangatkan ban belakang dengan cepat. Ia menilai Honda perlu belajar dari mereka untuk bisa bertarung di posisi yang lebih baik.
"Dalam opini saya, jika kami mampu mengatasi masalah ini, kami dapat bertarung untuk posisi P7 atau P8 saat ini," tegas Marini. "Tapi kami harus menemukan solusi untuk masalah ini."
