Liam Lawson telah menggebrak Formula 1 dengan performa mengesankannya pada Grand Prix Amerika Serikat lalu. Penampilannya bahkan memaksa pembalap AlphaTauri, Yuki Tsunoda, untuk meningkatkan kemampuannya.
RB, perusahaan pemilik Red Bull, sedang mempertimbangkan Lawson sebagai opsi pengganti Sergio Perez yang kontraknya akan habis pada tahun 2025. Meski masih memiliki kontrak dua tahun, Perez dinilai kurang konsisten untuk membantu Verstappen mempertahankan gelar juara konstruktor.
Dengan kehadiran Lawson, Tsunoda kini menghadapi saingan yang lebih tangguh selain Daniel Ricciardo yang juga gagal meyakinkan Red Bull.
Pada sesi kualifikasi, Lawson mencuri perhatian dengan meraih posisi ketiga di Q1, mengalahkan Tsunoda yang lebih berpengalaman. Tak hanya itu, ia juga berhasil naik dari posisi start ke-19 menjadi kesembilan di balapan dan menjadi satu-satunya pembalap Red Bull yang meraih poin.
Menurut Laurent Mekies, bos tim Red Bull, penampilan Lawson selama akhir pekan itu luar biasa. Ia memuji kerja keras Lawson selama setahun berada di balik layar untuk mempersiapkan diri meraih kesempatan ini.
"Ia menunjukkan kesiapannya untuk melompat ke mobil. Performa di Q1 sangat mengesankan, dan balapannya juga sempurna," ujar Mekies.
Tidak hanya kecepatannya, Lawson juga menunjukkan keahlian balap yang mumpuni dengan bertahan secara agresif melawan Fernando Alonso dari Aston Martin.
Penampilan Lawson juga membuat Tsunoda kesal karena strategi berbeda yang diterapkannya sukses membawa Lawson finis di depannya. Mekies mengatakan bahwa strategi terbalik Lawson terbukti ampuh dan berhasil dimanfaatkan dengan baik.
Namun, Tsunoda masih memiliki peluang untuk bersaing dengan Lawson. Mekies berharap pertarungan antar kedua pembalap ini dapat meningkatkan performa keseluruhan tim.
"Ini adalah kesempatan bagi Tsunoda untuk mencapai level yang lebih tinggi. Kami ingin melihat dua rekan setim yang saling memacu dan mendorong satu sama lain," tandas Mekies.
