Beberapa waktu lalu, seorang jurnalis otomotif Swedia mendedikasikan dirinya untuk menelisik "Makam Pembalap Legendaris". Bukan untuk mengenang dengan hormat, melainkan misi mengumpulkan nisan dari berbagai penjuru. Ia memamerkan foto-foto makam dengan antusiasme yang tak pudar, meskipun audiensnya kebingungan.
Terinspirasi, saya memutuskan mencari makam Peter Collins, salah satu pembalap muda terbaik Inggris yang memenangkan grand prix di negaranya pada tahun 1958 dengan mengendarai Ferrari Dino 246 F1. Keputusan ini terasa tepat karena saya berada di Worcestershire dan nama Collins muncul dalam perdebatan tentang pengemudi McLaren mana yang berhak mendapat gelar di tahun 2024.
Perjalanan saya berakhir di sebuah pemakaman yang tenang di Hampton Lucy. Makam Collins sederhana dan tidak mencolok, namun mengandung makna yang mendalam. Di sana, ia terbaring di sebelah istrinya, Pat, yang meninggal hanya beberapa bulan sebelum dirinya.
Membaca ukiran di nisannya, saya tersadar akan kontribusi luar biasa Collins pada dunia balap. Ia mungkin telah pergi, tetapi semangat dan warisannya terus menginspirasi generasi baru pembalap.
Mengunjungi makam pembalap legendaris adalah pengalaman yang unik. Ini adalah kesempatan untuk merenungkan kehidupan dan karier mereka yang telah menghibur dan menginspirasi kita. Ini juga merupakan pengingat akan kerapuhan hidup dan pentingnya menghargai setiap momen yang kita miliki.
Jadi, jika Anda berkesempatan, jangan ragu untuk mengunjungi makam salah satu idola balap Anda. Dengan setiap langkah yang Anda ambil, Anda akan merasakan hubungan dengan sejarah dan semangat yang mendorong mereka untuk mencapai hal-hal luar biasa.
