Dalam MotoGP Thailand, aksi Marc Marquez menjadi sorotan setelah terlibat insiden kontroversial dengan Joan Mir. Meski awalnya jatuh dari posisi kedua, Marquez berhasil bangkit dan menyalip Mir di tikungan ketiga pada lap 23.
Namun, kontak antara keduanya tak terhindarkan saat mereka melewati puncak tikungan. Marquez yang berada di sisi dalam mengambil posisi, sementara Mir tetap bertahan. Marquez pun mendapat penalti penurunan satu posisi karena dianggap berkendara tidak bertanggung jawab.
Marquez mengakui kemungkinan mendapat penalti, namun ia melihat insiden tersebut dari sudut pandang berbeda. "Saya tidak melihat gambarnya, tetapi jika dilihat dari lintasan lurus, itu satu sudut pandang. Namun jika dilihat dari bagian terakhir, sudut pandangnya berbeda," ujar Marquez.
Menurut Marquez, kontak tersebut bukan disebabkan oleh upayanya yang agresif untuk menyingkirkan Mir, melainkan reaksi Mir yang mencoba mempertahankan posisinya. "Dia kehilangan posisi pada lap sebelumnya dan berusaha mempertahankannya. Saat memasuki tikungan, ia melepaskan rem, dan saya tidak punya pilihan karena rem belakang saya tidak berfungsi setelah kecelakaan," ungkap Marquez.
Menyadari akan mendapat penalti, Marquez memilih untuk terus menyerang dan menyalip pembalap di depannya. Ia membiarkan pembalap tersebut melewatinya setelah mendapat penalti, lalu menyalipnya kembali. "Itulah yang saya lakukan," pungkas Marquez.
Insiden ini memantik diskusi mengenai batas sportifitas dalam MotoGP. Beberapa pihak menilai hukuman Marquez terlalu ringan, sementara yang lain memaklumi sudut pandangnya. Kontroversi ini menjadi pengingat akan kompleksitas dunia balap motor yang menguji adrenalin, keterampilan, dan batas etika.
