Lewis Hamilton mengungkapkan perjuangan mentalnya setelah musim F1 2021 yang kontroversial. Tujuh kali juara dunia ini akhirnya merengkuh kemenangan pertamanya dalam hampir tiga tahun di Grand Prix Inggris.
Mercedes sempat kesulitan bersaing sejak regulasi baru diterapkan pada 2022. Sementara rekan setimnya, George Russell, telah mengoleksi dua kemenangan, Hamilton belum mampu menambah 103 kemenangannya hingga kemenangan emosional di Silverstone.
Hamilton mengaku masih trauma dengan kontroversi 2021 yang menggagalkan gelar kedelapannya. "Waktu yang akan menjawabnya. Yang pasti, saya tidak menyerah," tuturnya.
Hamilton menyatakan cintanya pada balapan dan komitmennya pada Mercedes. Namun, ia mengakui sempat mengalami titik terendah dalam mentalnya. "Ada kalanya saya merasa sudah melupakan masa lalu, tapi ternyata belum. Butuh waktu lama untuk menyembuhkan perasaan itu," ungkapnya.
Hamilton menyebut tekanan dan perasaan tidak cukup baik membuatnya sempat meragukan kemampuannya. "Mentalitas sangat penting saat ini, dan saya tidak menyembunyikan fakta bahwa saya mengalaminya. Ada saat-saat di mana saya merasa tidak akan pernah menang lagi," akunya.
Kemenangan di Grand Prix Inggris bagaikan pelepasan bagi Hamilton. "Ini perasaan yang berbeda. Saya tidak pernah menangis setelah menang. Ini luar biasa. Saya sangat bersyukur," tandasnya.
Kisah Hamilton menjadi pengingat bahwa bahkan atlet elit pun bisa mengalami gangguan mental. Ketahanan dan tekadnya memberikan inspirasi bagi siapa saja yang menghadapi tantangan serupa.
